SOLOPOS.COM - Kericuhan yang terjadi saat pertandingan Persis Solo melawan PPSM Magelang pada laga uji coba di Stadion Manahan, Solo, Senin (10/3/2014). Pertandingan akhirnya dimenangi Persis Solo dengan skor 3-0. (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO—Baku hantam antarpemain mewarnai pertandingan uji coba Persis Solo kontra PPSM Magelang di Stadion Manahan, Solo, Senin (10/3/2014). Meski demikian, pertandingan tersebut akhirnya bisa diselesaikan hingga waktu normal.

Persis pun dipastikan menang dengan skor 3-0. Gol perdana Laskar Sambernyawa dilesakkan Robbi “Batoum” Fajar setelah menerima umpan silang Andrid Wibawa pada menit ke-37. Di babak kedua, tuan rumah menambah dua gol masing-masing lewat sundulan Ferry Anto pada menit ke-51 dan tendangan bebas Marcelo Cirelli pada menit ke-69.

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

Pertandingan Persis kontra Macan Tidar, julukan PPSM, semula berjalan lancar tanpa ada keributan. Namun, situasi mulai memanas ketika memasuki menit ke-22, PPSM mendapatkan sepak pojok tiga kali beruntun. Pada sepak pojok pertama, penyerang PPSM, Dodit Fitriyo, dan winger Persis, Tinton Suharto, yang sama-sama berdiri di kotak penalti Macan Tidar sudah saling terlibat saling sikut dan membuat wasit Marsudin mengganjar mereka dengan kartu kuning.

Namun, kedua pemain tersebut kembali terlibat adu sikut pada sepak pojok ketiga. Dodit dan Tinton bahkan tidak bisa menahan emosi dan akhirnya saling pukul. Insiden keributan tersebut merembet kepada para pemain lain, termasuk sejumlah pemain cadangan.

Beruntung, keributan di lapangan tersebut akhirnya bisa diredam. Segelintir penonton yang sempat terpancing emosinya dan melempari botol air mineral ke arah bangku pemain cadangan PPSM juga bisa mengendalikan diri. Wasit lantas memberi kartu merah dan mengusir Dodit serta Tinton dari lapangan pada menit ke-27.

“Memang di bola-bola mati seperti itu akan rawan gesekan. Satu lawan satu akan terjadi benturan. Emosi menjadi tinggi. Tapi [menurut Tinton], pemain PPSM memang mukul duluan. Merasa temannya dipukul, mungkin anak-anak lain merasa ingin membela. Ya, meski demikian, memang ini tak bisa dibenarkan,” jelas pelatih Persis, Widyantoro, ketika dimintai tanggapan wartawan atas insiden tersebut.

Wiwid, sapaan Widyantoro, mengakui emisional anak Fandy Edy dkk. masil labil. “Emosi anak-anak memang masih labil. Setelah ini anak-anak akan saya ajak sharing, membahas masalah ini, supaya memperbaiki emosi,” jelas Wiwid yang bereuni dengan mantan klubnya, PPSM tersebut.

Secara permainan, meski timnya menang telak, Wiwid mengaku belum puas. Sebab setidaknya terdapat lima peluang emas yang gagal dikonversi Andrid Wibawa cs. menjadi gol. “Seharusnya ini bisa berakhir 6-0 atau 7-0,” keluhnya.

Karena hanya berlabel uji coba, diusirnya Dodit dan Tinton dari lapangan, membuat masing-masing kubu memasukkan pemain pengganti. Persis memasukkan Robbi Fajar dan PPSM memasukkan Bakori pada menit ke-30. Selang tujuh menit setelah masuk dari cadangan, Robbi pun mencetak gol.

Permainan PPSM yang terlihat menurun setelah insiden baku hantam, akhirnya harus menelan pil pahit karena gawangnya kembali kebobolan dua kali di babak kedua.

“Padahal di awal-awal laga sebenarnya kami bisa menguasai permainan. Namun setelah insiden itu, permainan menjadi menurun. Skenario tim juga menjadi berubah setelah Dodit keluar,” jelas pelatih Macan Tidar, Muhammad Hasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya