SOLOPOS.COM - JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya RICUH- Panitia pelaksana berusaha melerai pemain dan official di pinggir lapangan usai laga Divisi Utama Liga Indonesia di stadion Manahan Solo, Jumat (30/3). Sejumlah pemain dan official kedua tim terlibat kericuhan setelah Persis Solo berhasil mengalahkan Persebaya Surabaya dengan skor 2-0.

RICUH- Panitia pelaksana berusaha melerai pemain dan official di pinggir lapangan usai laga Divisi Utama Liga Indonesia di stadion Manahan Solo, Jumat (30/3). Sejumlah pemain dan official kedua tim terlibat kericuhan setelah Persis Solo berhasil mengalahkan Persebaya Surabaya dengan skor 2-0. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

SOLO--Para pemain Persis Solo yang berlaga di Divisi Utama PT Liga Indonesia (DU PT LI) mampu membayar lunas dendam kesumat terhadap tim tangguh Persebaya dengan skor 2-0 di Stadion Manahan, Jumat (30/3/2012). Kemenangan tanpa nada dan irama dari ribuan Pasoepati itu diwarnai keributan di akhir laga.

Promosi Ijazah Tak Laku, Sarjana Setengah Mati Mencari Kerja

Keributan terjadi saat wasit Ridwan Pahala asal Bandung membunyikan peluit panjang pertanda pertandingan berakhir. Karena emosi, para pemain Persebaya memrotes kinerja wasit yang dianggap tak adil. Di tengah kerumunan itu, tiba-tiba pemain Persebaya, Zaenal Abidin terlibat adu mulut sebelum akhirnya nyaris adu jotos dengan pemain muda Persis, Risky Sanjaya P. Aksi itu memicu emosi pemain Persebaya lainnya dan mengejar Risky di tengah lapangan.

Risky yang mengenakan nomor punggung 88 berlari kalang-kabut sambil memegangi mukanya yang disinyalir terkena pukulan. Tak terima dengan perlakuan para pemain Persebaya, para pemain Persis mencoba melerai keadaan. Tapi, kondisi di tengah lapangan justru memantik emosi para pemain cadangan dan kru kedua tim di pinggir lapangan.

Keributan itu membuat suasana stadion sedikit mencekam. Para pemain dan kru kedua tim langsung berkerumun di bench Persebaya. Beruntung, aparat kepolisian sigap mengamankan situasi, sehingga aksi adu jotos lanjutan dapat dihindari.

Keributan ini membuat aparat keamanan bekerja keras mengamankan sejumlah Bonek yang berkumpul di luar stadion. Dengan diangkut truk aparat kepolisian, para Bonek yang tertahan di luar stadion langsung dipulangkan ke Surabaya. Belakangan diketahui, sekitar 200 Bonek kecele tak dapat menonton laga. Mereka menginap di Kampung Sewu, Solo.

Tiga Angka

Raihan tiga angka ini disambut suka cita seluruh pemain dan manajemen Persis. Bukan saja menorehkan prestasi gemilang dengan menjungkalkan tim yang menempati runner up DU PTLI, kemenangan ini diharapkan dapat memotivasi Andri Siswanto dkk di laga selanjutnya.

Dengan kemenangan ini, pasukan Didik Listyantoro seolah menebus dosa lantaran di putaran pertama dikalahkan Persebaya dengan skor 3-0. Bermain tanpa suporter justru membakar semangat Andri Siswanto untuk meraih kemenangan.

Kemenangan sore diakui melampaui target. Tak bisa dipungkiri, sebelum pertandingan nyaris tak ada yang berani mematok target 2-0 saat melawan tim Persebaya. Torehan manis ini juga membuktikan duel Persis melawan Persebaya masih sarat gengsi dan emosi.

Melalui kemenangan ini, para pemain Persis seolah ingin membangun status sebagai tim penjegal tim-tim atas. Rencananya, laga sarat gengsi lainnya akan tersaji di Stadion Manahan, yakni saat Persis menjamu PSIM Jogja, Rabu (4/4) mendatang. Karena faktor keamanan, Panpel memastikan laga tersebut juga tak akan disaksikan penonton. Hal ini
menyusul hubungan tak harmonis antara Pasoepati dengan Brajamusti.

“Skor kemenangan ini melampaui target. Ini berkat kerja keras tim. Serangan balik yang kami lakukan cukup sempurna. Sementara, kami sudah membaca permainan Persebaya yang mengandalkan long pass. Kemenangan ini memotivasi kami untuk menatap laga selanjutnya. Apalagi, kami nanti memperoleh tambahan amunisi, yakni Modestus Setiawan (mantan Persiwangi Banyuwangi),” kata Didik saat jumpa pers seusai pertandingan.

Pelatih Persebaya, Subangkit mengakui anak asuhnya bermain terlalu boros di sepanjang laga. Banyak peluang yang dihasilkan Basuki dkk, namun tak dapat dikonversi menjadi gol.

“Kalah ya kalah. Saya tak akan mengomentari soal wasit atau mencari-cari alasan. Memang, dalam pertandingan tadi, Persis bermain lebih efektif. Ada tiga peluang yang dimiliki Persis, dua menjadi gol. Sementara kami, ada banyak peluang, tapi tak ada gol tercipta,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya