Solopos.com, SOLO—Lini pertahanan Persis Solo selama mengarungi kompetisi Liga 1 musim 2022/2023 lalu menjadi perhatian suporter Persis Solo.
Sorotan mengenai catatan kebobolan, rotasi pemain dari gelandang bertahan ke bek tengah menjadi mengemuka dalam diskusi Rapor Akhir Musim Persis Solo yang digelar oleh komunitas suporter Campusbois 1923, belum lama ini.
PromosiInotek dan HM Sampoerna Dampingi UMKM DKI Jakarta Bisa Go Digital
Persis Solo tercatat mencetak 50 gol dan kebobolan 47 gol. Catatan itu membawa Persis Solo 11 kali menang dan seri serta 12 kali kalah.
Hasil tersebut membuat Persis Solo finis di urutan ke-10 klasemen akhir Liga 1 musim lalu, jauh lebih baik dibanding RANS Nusantara dan Dewa United yang juga tim promosi.
Persis Solo yang tiga kali dalam asuhan berbeda yakni Jacksen Fereirra Tiago, Rasiman, dan Leonardo Medina cukup berhasil menjadi tim kejutan dengan mengalahkan tim-tim raksasa Liga 1.
Di era Medina, Persis Solo tercatat 37 kali kemasukan. Leonardo Medina menganggap kebobolan bukan merupakan kesalahan pemain belakang namun kesalahan tim secara keseluruhan.
Hal itu karena sepak bola merupakan olahraga kolektif. Sama halnya dengan lini serang, apabila peluang gagal menjadi gol merupakan kesalahan seluruh tim.
Sejak ditinggalkan oleh Jacksen F. Tiago, Persis Solo cenderung tampil dengan penguasaan bola. Coach Rasiman lebih dulu mengawali gaya bermain Persis Solo dengan penguasaan bola tinggi.
Sedangkan bersama Leonardo Medina, Persis Solo jauh lebih menyerang dengan fokus pada penguasaan bola. Gelandang bertahan yang dirotasi sebagai bek tengah, turut membangun serangan dari bawah.
“Apabila tim kehilangan bola atau gagal mencetak skor itu juga kesalahan seluruh tim. Jadi kami melakukan pressing ke depan. Pasti risikonya akan menyisakan ruang belakang yang harus siap dengan serangan balik,” kata Leonardo Medina.
Pada musim pertama ini, Sutanto Tan dan Kanu Helmiawan justru tampil memukau saat dipasang sebagai bek tengah. Beberapa nama lain seperti Eky Taufik juga beberapa kali tampil sebagai bek tengah.
Rotasi ini setelah bek tengah murni Persis Solo, Fabiano dan Andri Ibo saat itu diterpa cedera.
Leo menyebut hal ini bagian dari taktik karena Persis Solo membutuhkan pemain yang bisa menyerang bukan hanya bertahan. Pemain belakang pun bisa tampil seimbang dengan bertahan dan menyerang dari bawah.