SOLOPOS.COM - Ilustrasi/dok

Ilustrasi/dok

MELBOURNE—Suhu di gelaran Australia Terbuka acapkali mengetengahkan tantangan tersendiri, bukan cuma untuk para petenis tetapi juga untuk para suporter yang menyaksikan langsung pertandingan di sana.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

Jika bulan Januari ini hujan acapkali menyapa Jakarta, udara di Melbourne sana, tempat dilangsungkannya Australia Terbuka, justru amat panas dan sampai bisa menyentuh angka 40 derajat Celcius. Untuk gelaran kali ini, salah satu suhu tertinggi diprediksi akan hadir pada Kamis (17/1/2013).

Disebut BBC, suhu di Australia Terbuka kali ini bahkan bisa sampai ke angka 46 derajat Celcius, jauh lebih panas dari rata-rata suhu di gelaran grand slam lain–20 derajat Celcius di Prancis Terbuka, 26 derajat Celcius di AS Terbuka, dan 22 derajat Celcius di Wimbledon.

Di Australia Terbuka, suhu yang kelewat panas dapat membuat ofisial menarik atap di dua lokasi yang memiliki pengendali temperatur, Rod Laver Arena dan Hisense Arena. Tetapi bermain dengan suhu tinggi tetap saja jadi tantangan tersendiri untuk petenis.

Simak pengakuan Martina Hingis di final tunggal putri tahun 2002 silam, ketika akhirnya kalah dari Jennifer Capriati, meski sempat unggul lebih dulu. “Kakiku berhenti bergerak. Otakku masih ingin terus, Anda masih ingin berlari, dan Anda ingin meraih bola dan terus bermain, tapi Anda merasa tubuh sudah tidak bisa lagi merespons instruksi otak.”

Apa yang dituturkan Hingis bukanlah alibi semata. Seorang pakar fisiolog dari Universitas Northumbria, Dr Glyn Howatson, menguatkan pernyataan mantan ratu tenis itu.

“Bermain di suhu panas sangat berat untuk tubuh. Saya membayangkan berat tubuh para pemain akan lebih ringan beberapa kilogram setelah selesai bermain, dibandingkan ketika mereka baru akan bertanding,” katanya.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, dua petenis Inggris Raya menekankan pentingnya persiapan. “Untuk nyaris sepanjang hari, kondisinya akan berat untuk bermain dan aku harus siap untuk itu,” kata petenis putra Andy Murray.

“Aku pikir akan berat untuk siapapun pada hari Kamis nanti tapi Anda harus siap melewatinya. Sudah pasti akan ada handuk-handuk es di lapangan. Aku cuma harus berusaha sebaik mungkin tidak mengalami dehidrasi,” sambung petenis putri Laura Robson.

Bukan cuma para petenis yang diuji oleh suhu tersebut. Para penonton pun harus menghadapi hal serupa. Pelatih tenis Mark Taylor, yang memantau turnamen dari bangku penonton, sudah melihat sejumlah suporter pingsan akibat hawa yang panas. “Penting sekali buat para fans dan juga para pemain untuk tidak mengalami dehidrasi,” katanya.

Pada gelaran Australia Terbuka tahun lalu, para suporter dicatat mengonsumsi 155 ribu botol air. Para suporter memang disarankan untuk mengonsumsi dua liter air dalam satu hari untuk menghindari dehidrasi.

“Hindari alkohol karena itu membuat tubuh dehidrasi. Saran lain adalah menggunakan kain dingin yang lembap di dalam sebuah kantong plastik untuk membantu mendinginkan wajah dan pakailah busana katun yang ringan, topi, dan banyak krim matahari,” saran Helen Bond dari Asosiasi Dietetic Inggris Raya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya