Sport
Selasa, 16 Juli 2019 - 15:25 WIB

Piala Afrika 2019: Kembalinya Pamor Pelatih Lokal

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO – Timnas Mesir sempat amat mendominasi Piala Afrika pada medio 2000-an. Tak tanggung-tanggung, tim berjuluk The Pharaohs itu mencatat hattrick trofi pada turnamen edisi 2006, 2008 dan 2010. Tim besar seperti Pantai Gading, Kamerun dan Ghana bergantian dibikin sakit hati oleh pasukan Hassan Shehata.

Keberhasilan Shehata, lelaki kelahiran El Beheira, Mesir, membuat keberadaan pelatih lokal kembali diperhitungkan di Piala Afrika. Shehata muncul sebagai “The New Charles Gyamfi” yang pernah membawa Ghana merebut tiga trofi di ajang serupa medio 1960-an dan 1982. Namun setelah era Shehata, pamor pelatih lokal perlahan meredup.

Advertisement

Bagaimana tidak, tiga dari empat negara yang menjuarai Piala Afrika dalam empat edisi terakhir dibesut pelatih impor. Yang paling fenomenal tentu Herve Renard. Lelaki asal Aix-les-Bains, Prancis itu bergantian membawa Zambia dan Pantai Gading menjuarai turnamen bergengsi di Benua Hitam. Tren itu membuat sejumlah tim besar Afrika kembali berkiblat pada pelatih Eropa.

Nigeria menunjuk pelatih Jerman, Gernot Rohr, Tunisia memilih pelatih senior asal Prancis, Alain Giresse, Kamerun memercayai Clarence Seedorf asal Belanda, hingga Mesir yang memilih arsitek Meksiko, Javier Aguirre. Negara yang menunjuk pelatih lokal bisa dihitung dengan jari seperti Senegal yang konsisten dengan Aliou Cisse sejak 2015 serta Aljazair yang dipoles mantan pemain andalannya di era 2000-an, Djamel Belmadi.

Kepercayaan terhadap para local hero itu seolah terbayar saat tim racikan Belmadi menghantam Nigeria dengan skor 2-1 di semifinal Piala Afrika 2019, Senin (15/7/2019). Di laga semifinal lain, anak asuh Aliou Cisse mempermalukan Tunisia dengan skor 1-0. Duel antara pelatih lokal di babak pamungkas bisa dibilang amat jarang terjadi di Piala Afrika.

Advertisement

Belmadi pun berpendapat capaian ini bisa menjadi tonggak kembalinya kepercayaan tim pada pelatih dalam negeri. “Ini pesan luar biasa untuk pemangku kepentingan di sepak bola Afrika,” ujar Belmadi seperti dilansir Reuters, Senin.

Pelatih Tunisia, Alain Giresse, mengakui tangan dingin Cisse yang membuat timnya harus melupakan gelar Piala Afrika perdana sejak 2004. Manajer kawakan tersebut memuji taktik yang diterapkan rivalnya itu bersama Singa Teranga, julukan Senegal.

“Dia membentuk tim luar biasa dengan generasi pemain yang fantastis. Semoga dia bisa meraih sukses,” ujar Giresse.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif