SOLOPOS.COM - REUTERS/Nir Elias

REUTERS/Nir Elias

JAKARTA – Siapa yang akan jadi juara dari turnamen level junior ini: Spanyol atau Italia? La Rojita memang relatif lebih diunggulkan, namun Azzurrini juga tidak bisa dipandang sebelah mata.

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

Diunggulkannya Spanyol bukanlah tanpa alasan. Sebagai juara bertahan, tim besutan Julen Lopetegui itu tampil impresif sepanjang turnamen. Mereka menyapu bersih tiga pertandingan di fase grup dengan kemenangan.

Catatan lainnya, Spanyol juga sudah membukukan delapan gol sepanjang turnamen dan belum kebobolan sama sekali. Hanya Belanda yang punya jumlah gol sama seperti Spanyol. Namun, tim besutan Cor Pot itu kebobolan tujuh gol dan tersingkir di babak semifinal oleh Italia.

Thiago Alcantara dkk. punya ciri yang sama seperti para senior mereka. Mereka hampir pasti mendominasi pertandingan dengan ball possession tinggi. Jumlah shots pun juga demikian. Kalaupun ada yang kurang adalah masalah penyelesaian akhir.

Hal itu terlihat di dua laga perdana, di mana mereka hanya mencetak satu gol di tiap pertandingan. Pada dua laga itu, Alvaro Morata tampil sebagai pemecah kebuntuan setelah masuk sebagai pemain pengganti.

Morata sendiri menjadi salah satu penampil paling bersinar selama turnamen. Dia selalu mencetak gol dalam empat pertandingan di turnamen kali ini, membuatnya jadi pencetak gol terbanyak sementara. Tak hanya itu, dia juga sudah menyumbang satu assist.

Hanya saja, kendati tampil impresif sepanjang turnamen ini, Spanyol memilih untuk bersikap hati-hati terhadap Italia. “Italia adalah tim yang sulit untuk dihadapi,” kata Lopetegui di situs resmi UEFA.

“Mereka punya kualitas pertahanan yang bagus. Mereka juga merupakan tim dengan fisik yang bagus dan taktik yang bagus pula. Kami terus bekerja sebagai sebuah tim, tapi kemampuan tiap individu juga penting.

Spanyol dan Italia memang beruntung punya sejumlah pemain yang sudah mendapatkan kesempatan tampil di tim utama klub masing-masing. Ambil contoh Thiago, Cristian Tello, hingga Isco di Spanyol. Sementara Italia punya Fabio Borini, Lorenzo Insigne, Marco Verratti, hingga Mattia Destro dan Alessandro Florenzi.

Satu keunggulan Spanyol adalah ada beberapa pemainnya yang sudah pernah bermain di final Piala Eropa U-21 dua tahun silam. Thiago dan kiper David De Gea adalah contohnya.

“Sangat menyenangkan punya pemain U-21 yang sudah berpengalaman. Tapi, masa lalu tidak terlalu penting lagi sekarang. Kami senang punya pengalaman dari turnamen sebelumnya dan juga pemain-pemain yang sudah tampil untuk klub masing-masing. Ini akan sangat membantu kami di final.”

Di sisi lain, pelatih Italia, Devis Mangia, mengaku tidak bermasalah ditempatkan sebagai underdog. Dia menyebut, para pemain Spanyol kerap bermain individual. Sementara timnya justru tampil kolektif.

“Saya pikir, Spanyol tidak akan mematikan satu pemain spesial seperti Verratti. Mereka biasanya bermain lebih individual. Di samping itu, besok mungkin saja akan ada pemain lain yang mencuat. Kami akan bermain sebagai sebuah kesatuan seperti yang biasa kami lakukan,” ucap Mangia.

Laga antara Spanyol vs Italia akan dilangsungkan di Stadion Teddy, Yerusalem, pada Selasa (18/6/2013) waktu setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya