SOLOPOS.COM - Striker Persis Solo, Ferry Anto (dua dari kanan), meneken kontrak untuk membela Persis di Piala Kemderkaan 2015 dengan didampingi Direktur Olahraga dan Teknis Persis, Totok Supriyanto (paling kiri), Direktur Keungan PT Persis Solo Saestu, Wahyu Haryanto (dua dari kiri), dan Sekretaris Persis, Sapto Joko Purwado (paling kanan) di Balai Persis Solo, Selasa (4/8/2015). (Hanifah Kusumastuti/JIBI/Solopos)

Piala Kemerdekaan 2015 segera bergulir. Namun, Persis Solo justru terancam kehilangan pemain buruan utamanya.

Solopos.com, SOLO — Kepastian bakal bergabungnya eks striker PSIS Semarang, Johan Yoga Utama, ke Persis Solo, ternyata masih tanda tanya. Sebab, hingga kini striker yang mencatatkan namanya sebagai top scorer Piala Polda Jateng itu belum terlihat berlatih bersama Laskar Sambernyawa, julukan Persis.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Johan Yoga sejak jauh-jauh hari memang sudah menyatakan kesediaannya bergabung dengan Persis Solo. Namun, kabar terbaru yang beredar di jejaring sosial Twitter melalui pemberitaan di sebuah media online Kota Semarang, eks striker Timnas U-23, menyatakan batal bergabung dengan Persis Solo.

Situasi ini jelas membuat Persis Solo panik. Terlebih lagi, sejak Rabu (5/8/2015) kemarin, Direktur Teknik dan Olahraga Persis, Totok Supriyanto, mengaku kehilangan kontak dengan eks striker Timnas U-23 itu. “Sejak kemarin malam [Rabu], saya hubungi ponselnya tidak bisa. Saya jadi khawatir kalau-kalau dia sampai lepas,” ujar Totok saat dihubungi Solopos.com, Kamis (6/8/2015).

Pelatih Persis, Aris Budi Sulistyo (ABS), mengaku tidak tahu menahu dengan kabar kepastian Johan Yoga Utama. Namun, seandainya striker yang musim lalu membela Martapura FC itu batal bergabung, Persis bisa merugi.

Terlebih, Johan Yoga sudah masuk dalam rancangan skuatnya sejak awal. Bahkan, beberapa waktu lalu, ABS sempat menyembunyikan nama Johan dari publikasi media, dengan status off the record, agar tidak digoda tim lain.

“Kalau dia [Johan] sampai batal, ya kami harus cari penggantinya. Tapi, akan sulit mengingat kick off Piala Kemerdekaan yang semakin mepet dan pendaftaran pemain yang sudah ditutup, Sabtu [1/8] kemarin,” beber ABS.

Terpisah, Wakil Presiden Pasoepati, Ginda Ferachtriawan, meminta manajemen lebih serius dalam membentengi para pemain, terutama yang sudah menyatakan kesediaan membela Persis. Ia menilai manajemen seharusnya bersedia memberikan uang muka atau down payment (DP) agar para pemain itu tidak berubah pikiran.

“Kalau hanya deal via telepon, saya rasa semua pemain juga bisa. Makanya, saya minta manajemen harus bertindak proaktif dan lebih serius. Kalau bisa, pemain yang sudah sepakat diberi ikatan tanda jadi. Entah itu dengan diberikan DP atau yang lain. Jangan hanya nunggu match fee turun, baru bayar pemain. Kalau seperti itu, pemain akan berpikir dua kali lalu mundur atau pindah ke klub lain,” ujar Ginda.

Seandainya Johan Yoga Utama mundur, Ginda khawatir tren itu akan diikuti pemain lainnya. Terlebih lagi, sebelumnya sudah ada satu pemain yang sudah membatalkan kesepakatan dengan Persis, yakni M. Yunus, dengan alasan kepentingan keluarga.

“Bisa-bisa nanti semua pemain yang bagus-bagus mundur. Kalau seperti itu akan sulit bagi kita memenuhi target juara,” imbuh Ginda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya