Sport
Senin, 6 Juli 2015 - 14:20 WIB

PIALA KEMERDEKAAN : Sempat Menolak, Akhirnya Persiba Ikut Juga

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemain tengah Timnas U-19, Evan Dimas Darmono (6) berusaha melewati sejumlah pemain belakang Persiba Bantul dan menyarangkan gol ke gawang Persiba yang dikawal Ari Kuswanto dalam pertandingan persahabatan melawan Persiba Bantul di Stadio Sultan Agung, Bantul, DI. Yogyakarta, Rabu (05/02/2014). Persiba Bantul kalah 0-2 atas Timnas U-19. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Piala Kemerdekaan, PSS Sleman dan PSIM Jogja konsisten menolak turnamen bentukan Tim Transisi.

Harianjogja.com, BANTUL—Persiba Bantul mengambil keputusan mengejutkan di detik-detik akhir batas waktu penutupan pendaftaran Piala Kemerdekaan yang digulirkan Tim Transisi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Senin (6/7/2015) ini.

Advertisement

Klub yang bermarkas di Stadion Sultan Agung itu akhirnya memutuskan untuk ikut kejuaraan yang akan mulai berlangsung pada 1 Agustus 2015. Manajer Persiba Bantul, Endro Sulastomo, mengungkapkan rencananya, Senin pagi ini, berkas kesediaan untuk berpartisipasi akan langsung dikirim ke Tim Transisi.

“Iya, Persiba memutuskan ikut. Enggak ada pilihan lain kecuali ikut,” ujar Endro saat ditemui Harianjogja.com di Lapangan Prancak, Bantul, Minggu (5/7/2015).

Advertisement

“Iya, Persiba memutuskan ikut. Enggak ada pilihan lain kecuali ikut,” ujar Endro saat ditemui Harianjogja.com di Lapangan Prancak, Bantul, Minggu (5/7/2015).

Keputusan Persiba terbilang mengejutkan. Sebelumnya, juara Divisi Utama 2010-2011 itu langsung menyatakan penolakan ketika baru menerima undangan untuk berpartisipasi. Endro mengaku manajemen klub memang awalnya menolak berpartisipasi di turnamen berhadiah ratusan juta rupiah itu. Alasannya karena Persiba sudah ditinggal sejumlah pemain pilar yang mudik ke kampung halaman menyusul penghentian kompetisi. Berbekal materi pemain lokal, Persiba tidak ingin menjadi bulan-bulanan klub lain. Namun, Persiba akhirnya mengubah keputusan.

“Ada tiga alasan yang membuat kami harus ikut turnamen itu,” ujar dia.

Advertisement

“Kasihan juga kan para pemain. Padahal keahlian mereka adalah bermain sepak bola. Turnamen ini menjanjikan match fee [uang yang diterima tiap pertandingan] yang bisa menjadi tambahan pemasukan bagi pemain,” kata dia.

Tim Transisi menjanjikan match fee kepada tiap klub sebesar Rp50 juta per pertandingan.

Alasan kedua, Persiba ingin membantu menyukseskan program pemerintah. Endro menyebut Piala Kemerdekaan termasuk program pemerintah karena yang menyelenggarakan adalah Kemenpora. Sementara instansi itu adalah alat kelengkapan negara sehingga programnya harus disukseskan.
Alasan ketiga, Persiba ingin ambil bagian untuk menyelamatkan sepak bola nasional. Klub yang musim lalu terdegradasi dari Indonesia Super League (ISL) tersebut tidak ingin konflik Kemenpora dan PSSI ini justru menjadikan keadaan semakin memburuk.

Advertisement

Endro juga tidak merasa khawatir dengan ancaman sanksi yang dikeluarkan PSSI bila klub anggotanya menyatakan ikut Piala Kemerdekaan. PSSI sempat melontarkan ancaman kepada klub yang ikut Piala Kemerdekaan. Penyebabnya, turnamen itu tidak dikelola federasi yang diakui FIFA.
“Saya rasa sanksi enggak akan keluar. Justru keadaan akan membaik. PSSI dan Kemenpora akan berdamai setelah turnamen ini,” kata Endro.

Di sisi lain, dua tim Divisi Utama di DIY lainnya, PSS Sleman dan PSIM Jogja tetap menolak turnamen itu.

“Kalau kami tetap tidak ikut sesuai keputusan direksi sejak awal. Tetapi memang kabarnya ada beberapa tim yang berubah pikiran, seperti PPSM Magelang yang rencananya ikut ke Piala Kemerdekaan,” ujar Manajer Umum PSS Sleman, Sukoco.

Advertisement

Demikian halnya dengan PSIM Jogja yang tidak sedikit pun tergiur dengan janji-janji Tim Transisi. Ketua Umum PSIM Agung Damar Kusumandaru tetap menjaga sikap patuh kepada PSSI. Dia menyatakan, sikap PSIM menolak Piala Kemerdekaan merupakan sikap taat klubnya terhadap federasi sepak bola nasional.

Jumat (4/7/2015), sebanyak 18 klub Divisi Utama menandatangani pakta integritas sebagai kontestan Piala Kemerdekaan. Tim Transisi membagi 18 peserta turnamen dalam tiga grup, tiap grup diisi enam tim. Tiap klub berhak mendaftarkan 22 pemain dan enam ofisial.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif