Sport
Senin, 17 Juni 2013 - 17:17 WIB

PIALA KONFEDERASI 2013 : Hadapi Tahiti, Nigeria Dirundung Kelelahan

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Stadion Mineirao, Belo Horizonte (fifa.com)

Stadion Mineirao, Belo Horizonte (fifa.com)

BELO HORIZONTE — Juara Afrika, Nigeria, dibayangi masalah kelelahan pemain ketika memulai kampanye di Piala Konfederasi 2013 kontra tim liliput Tahiti di Stadion Mineirao, Belo Horizonte, Selasa (18/6/2013) dini hari WIB.

Advertisement

Nigeria menjadi tim terakhir yang tiba di Brazil. Pesawat mereka mendarat di utara Rio de Janeiro pada Minggu (16/6/2013) pagi waktu setempat. Setibanya di Brazil mereka masih harus melakukan perjalanan darat selama 75 menit dari bandara ke hotel.

Keterlambatan kedatangan ini membuat Super Eagles, julukan Nigeria, hanya memiliki 36 jam untuk mempersiapkan diri menghadapi tim juara Oceania, Tahiti. Dengan waktu persiapan yang sangat sempit, Nigeria harus bisa mengatasi jet lag perjalanan dan siap menghadapi pertandingan.

Keterlambatan kedatangan ini ini tak terlepas dari masalah pembayaran bonus yang sebelumnya mengancam partisipasi Nigeria di turnamen ini. Hingga kemudian Menteri Olahraga Nigeria Mallam Bolaji Abdullahi menengahi persoalan ini antara skuat dan Federasi Sepak Bola Nigeria (NFF).

Advertisement

Kontras dengan yang dialami Nigeria, Tahiti menjadi tim pertama yang tiba di Brazil ketika mereka mendarat pada 7 Juni lalu, 10 hari penuh sebelum menjalani duel lawan Nigeri di Grup B. Waktu cukup panjang bagi Tahiti untuk mempersiapkan skuat dengan lebih maksimal.

Meskipun dari segi persiapan Tahiti mendapatkan keuntungan waktu yang lebih panjang, mereka kalah dari segi pengalaman jika dibandingkan dengan Nigeria. Super Eagles tidak terkalahkan dalam 17 pertandingan terakhir dan telah malang-melintang di sejumlah turnamen besar.

Bandingkan dengan Tahiti yang belum mengantongi pengalaman di turnamen besar. Namun fakta itu tak lantas menyurutkan ambisi Tahiti membuat kejutan di turnamen ini. “Bagi seorang pemain amatir, menjadi mimpi menghadapi para pemain terbaik di dunia,” ujar striker Tahiti, Steevy Chong, dilansir Googlenews, Minggu.

Advertisement

“Kendati begitu, agar itu tidak menjadi mimpi buruk, kami harus terus bekerja dengan sangat keras jadi kami bisa siap menghadapi pertandingan pertama,” imbuh Chong.

Sementara bek Nigeria, Efe Ambrose, mengaku risiko menanggung malu di turnamen internasional akan membuat timnya tetap membumi. “Kejutan besar sebelumnya pernah terjadi di turnamen seperti ini dan kali ini kami tidak ingin menjadi korban,” ujar Ambrose.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif