SOLOPOS.COM - Pemain Brazil, Neymar (kiri) dan Marcelo merayakan kesuksesan timnya melaju ke final Piala Konfederasi 2013 setelah mengalahkan Uruguay 2-1 pada semifinal di Bale Horizonte, Kamis (27/6/2013) dini hari WIB. JIBI/SOLOPOS/Reuters

Pemain Brazil, Neymar (kiri) dan Marcelo merayakan kesuksesan timnya melaju ke final Piala Konfederasi 2013 setelah mengalahkan Uruguay 2-1 pada semifinal di Bale Horizonte, Kamis (27/6/2013) dini hari WIB. JIBI/SOLOPOS/Reuters

BELO HORIZONTE—Tuan rumah Brazil sempat diragukan mampu tampil ciamik di Piala Dunia 2014. Namun keraguan itu perlahan terkikis setelah Selecao memastikan tiket final Piala Konfederasi 2013.

Penampilan skuat binaan Luiz Felipe Scolari di awal 2013 sempat dikritik habis-habisan fans mereka sendiri. Maklum dalam tujuh laga persahabatan pada periode Februari hingga awal Juni lalu, Neymar dkk hanya mencatat dua kali kemenangan. Sedangkan empat kali mereka bermain imbang dan sisanya berakhir dengan kekalahan. Statistik itu  jelas tidak menunjukkan Brazil sebagai tim superior, seperti harapan publik Negeri Samba.

Tapi siapa sangka, Tim Samba mulai menjawab ekspetasi publiknya. Ajang Piala Konfederasi menjadi pembuktikan bagi David Luiz cs memamerkan kemampuan yang sebenarnya. Terbukti, lima laga yang sudah dilakoni Selecao di Piala Konfederasi 2013 selalu berakhir dengan kemenangan.

Keberhasilan Brazil melibas Uruguay dengan skor 2-1 di Belo Horizonte, Kamis (27/6) dini hari WIB, pun terasa istimewa. Pasalnya, kemenangan itu mengantarkan tuan rumah merebut satu tiket di babak pamungkas yang akan digeber di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Senin (30/6) dini hari WIB.

Meski aksi unjuk rasa memanaskan luar stadion, namun anak didik polesan “The Big Phil” Scolari dengan tenang melesakkan dua gol ke jala Uruguay, masing-masing dicetak Fred dan Paulinho. Sedangkan gol semata wayang La Celeste, julukan Uruguay, dibukukan Edinson Cavani. Respek publik Negeri Samba terhadap tim kesayangannya mereka pun sepertinya telah kembali.

“Kami mencapai target di fase pertama [sebagai juara grup], mencapai final dan menciptakan kekompakkan bagi para pemain dan fans berpikir kami tim bagus, itu akan membantu di putaran final Piala Dunia,” urai Scolari, dilansir Reuters, Kamis.

“Itu yang kami ingin lakukan dan Anda hanya menginginkan kemenangan. Jadi, kami meraih target. Sekarang, target kami yakni menang di final,” sambung pria berpaspor Portugal tersebut.

Scolari bukan sosok asing bagi Negeri Samba. Dia pernah mengantarkan Selecao mengangkat trofi Piala Dunia pada 2002. Namun, Scolari tidak langsung bisa mengetuk kepercayaan suporter di periode keduanya menukang Brazil. Ia bahkan sering mendapatkan ejekan dan cemoohan, seperti ketika sejumlah fans meneriakkan “donkey, donkey” ketika Brazil ditahan imbang Chile dan Inggris dalam pertandingan persahabatan. Posisi Brazil di papan peringkat dunia FIFA langsung turun drastis ke urutan ke-22.

Tapi kini, Selecao kembali menunjukkan tajinya. Kemenangan demi kemenangan di Piala Konfederasi, mendongkrak kepercayaan diri Oscar dkk di ajang sesungguhnya, yakni Piala Dunia 2014.

“Tim ini menghadapi banyak kesulitan dan telah mengalami perkembangan, ini dibutuhkan sebagai bagian pendewasaan dalam situasi terakhir ini,” beber Felipao, sapaan Felipe Scolari.

“Tim Brazil di Piala Dunia 2002 lebih banyak memiliki waktu persiapan, enam pemain di antaranya bermain di Piala Dunia 1998. Sedangkan kami saat ini [hanya] punya dua atau tiga pemain [yang turun di Piala Dunia Afrika Selatan 2010],” tandas The Big Phil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya