SOLOPOS.COM - Pelatih Jepang, Alberto Zaccheroni, terancam dipecat setelah dianggap gagal memberikan kemenangan timnya di Piala Konfederasi 2013. dokJIBI/SOLOPOS/Reuters

Pelatih Jepang, Alberto Zaccheroni, terancam dipecat setelah dianggap gagal memberikan kemenangan timnya di Piala Konfederasi 2013. dokJIBI/SOLOPOS/Reuters

TOKYO – Masa depan Alberto Zaccheroni sebagai pelatih tim nasional Jepang berada di ujung tanduk. Pelatih asal Italia itu terancam dipecat setelah gagal membawa Jepang meraih kemenangan dalam kampanyenya di Piala Konfederasi 2013.

Samurai Biru, julukan Jepang, tersingkir di babak penyisihan Grup A setelah mengalami tiga kali kekalahan secara beruntun. Jepang kalah 1-2 dari Meksiko pada pertandingan terakhir fase grup yang dilangsungkan pada Sabtu (22/6/2013) waktu setempat. Sebelumnya Jepang juga menelan kekalahan 0-3 dari tuan rumah Brazil, kemudian ditaklukan Italia 3-4.

Kegagalan di Piala Konfederasi ini menimbulkan kritik tajam dari media-media di Jepang. Juara Asia sebanyak empat kali itu dianggap kekurangan pemain-pemain berkelas dunia dan Zaccheroni dituding enggan mencoba bakat-bakat dan talenta baru.

“Ada beberapa pertanyaan seputar pemilihan dan penggunaan para pemain, taktik-taktik, dan pengaturan permainan Zaccheroni,” kata Kunishige Kamamoto, mantan penyerang yang sekarang menjadi penasehat Asosiasi Sepak Bola Jepang, kepada tabloid Nikkan Gendai.

“Sudah jelas bahwa metode dan pemilihan pemain Zaccheroni saat ini mungkin dapat meraih kemenangan di Asia, namun kita tidak akan pergi ke mana-mana saat melawan tim-tim papan atas dunia,” kata Kamamoto.

“Kita harus mediskusikan secara serius apa yang seharusnya kami lakukan dan bagaimana.” Zaccheroni telah mendapat kritik karena tetap memainkan pengatur permainan CSKA Moscow Keisuke Honda dan bintang Manchester United Shinji Kagawa saat melawan Meksiko, meski keduanya jelas terlihat sudah kelelahan.

“Merupakan hal normal bahwa terdapat beberapa pertanyaan mengenai masa depan pelatih tim papan atas ketika mereka kalah dalam tiga pertandingan secara berturut-turut,” kata kritikus sepak bola senior Sergio Echigo kepada harian Nikkan Sports.

“Saya tidak dapat memahami pergantian-pergantian yang ia lakukan. Jika ia tidak memiliki ide lain selain menggunakan Honda dan Kagawa yang berada dalam penampilan terburuk mereka, saya tidak berpikir bahwa tim nasional memiliki masa depan yang sangat cerah.” Saat ditanyai mengapa ia hanya melakukan tiga pergantian untuk pertandingan melawan Meksiko pada konferensi pers pasca pertandingan, Zaccheroni menjawab, “Identitas tim akan berubah jika saya mengganti terlalu banyak pemain-pemain tim pertama.” Harian bisnis Nikkei menyebut Zaccheroni menggunakan pemain-pemain “yang tidak konsisten” dan menyesali absennya beberapa pemain pengganti yang dapat mengubah kekuatan tim.

Zaccheroni, yang sebelumnya melatih AC Milan, Inter Milan, dan Juventus di Italia, mengambil alih posisi pelatih Samurai Biru setelah mereka mencatatkan finis terbaik di Piala Dunia dengan mencapai babak 16 besar di Afrika Selatan 2010.

“Saya ingin mempelajari apa yang semestinya dapat kami kembangkan. Saya senang mengetahuinya,” kata pelatih asal Italia ini, yang telah berjanji untuk membuat Jepang menjadi pesaing yang layak diperhitungkan pada Piala Dunia di Brazil. “Saya percaya kami dapat mendekatkan celah dengan dunia.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya