Sport
Kamis, 20 Juni 2013 - 16:30 WIB

PIALA KONFEDERASI : Lawan Nigeria, Diego Forlan Siap Raih 100 Caps Bersama Uruguay

Redaksi Solopos.com  /  Jumali  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


SALVADO- Diego Forlan berbicara tentang “kebanggaan besar” menyangkut prospeknya menjadi pemain pertama yang bertanding 100 kali dalam laga internasional bersama Uruguay.

Penyerang berusia 34 tahun itu akan menorehkan rekor di turnamen Piala Konfederasi saat berhadapan dengan Nigeria, 11 tahun setelah mengenakan kaos biru muda itu ketika melawan Arab Saudi pada 2002.

Advertisement

“Ini masalah kebanggaan, menjadi pemain pertama yang berada di dalam tim Uruguay untuk semua pertandingan,” kata mantan penyerang Manchester United dan Atletico Madrid itu, Kamis (20/6/2013).

“Saya membaca artikel hari ini dan saya mengatakan hal yang sama kemarin. Akhirnya saya mengalami hal ini dalam karir saya. Saya tidak pernah membayangkan bisa bermain 100 kali di Piala Konfederasi,” katanya.

Advertisement

“Saya membaca artikel hari ini dan saya mengatakan hal yang sama kemarin. Akhirnya saya mengalami hal ini dalam karir saya. Saya tidak pernah membayangkan bisa bermain 100 kali di Piala Konfederasi,” katanya.

“Pertandingan besok (Jumat dinihari WIB) amat berarti bagi saya. Selain pertandingan yang ke-100, ini merupakan partai kunci, karena kami harus menang untuk dapat maju ke putaran berikutnya,” katanya.

“Ini masalah kebanggan, ketika mengenakan kaos biru muda untuk yang kesekian kalinya. Saya berharap masih dapat meneruskan hal ini,” katanya.

Advertisement

Ayahnya, Pablo, pernah bermain untuk klub Brazil Sao Paulo dan Cruzeiro ketika ia menjadi pemain profesional dan Forlan meneruskan kiprahnya dengan menandatangani kontrak dengan Porto Alegre Internacional tahun lalu.

“Bagi saya dapat bermain di sini di Piala Konfederasi, merupakan penghargaan yang diberikan tim nasional bagi saya,” kata Forlan.

“Saya sudah berada di Brazil selama satu tahun, jadi saya amat gembira bermain dalam klub tempat ayah saya bernah bergabung dalam karirnya. Sambutan yang saya dapatkan di Recife (ketika Uruguay kalah atas Spanyol) sungguh luar biasa,” ujarnya.

Advertisement

Sejak membawa kesuksesan bagi Uruguay di Copa America 2011, setahun setelah maju ke babak semi final Piala Dunia, kiprah Forlan menurun dan ia bergabung dengan Internacional setelah kurang gembira berada di Inter Milan.

Uruguay juga mengalami periode yang sulit, terakhir kali berada di urutan kelima babak penyisihan Piala Dunia 2014 zona Amerika Selatan, tetapi pelatih Oscar Tabarez mengatakan kurang bijaksana bila menjatuhkan kesalahan kepada Forlan.

“Amat banyak faktor dalam sepak bola sehingga tidak dapat menyandarkan kondisi tim hanya kepada satu orang,” katanya.

Advertisement

“Bukan itu masalahkan. Ia pemain yang memiliki pengaruh di antaranya temannya, yang tidak dimiliki pemain biasa. Tetapi pemain sepak bola adalah juga manusia biasa. Level permainan mereka tidak selalu sama dalam tiap pertandingan,” katanya.

Forlan juga menyatakan dukungannya atas protes yang melanda Brazil, diwarnai dengan ratusan orang turun ke jalanan karena tidak setuju dengan pemanfaatan uang publik yang digunakan untuk panitia penyelenggara Piala Konfederasi dan Piala Dunia tahun depan.

“Saya kira setiap orang memiliki alasan untuk melancarkan protes,” katanya.

“Saya yakin ini merupakan moment dimana setiap orang sedang fokus pada Piala Dunia dan melihat Brazil, jadi ini momen bagi orang untuk berbicara dan mengekspresikan opininya tentang sesuatu yang dianggap salah. Tapi saya bukan orang yang harus berbicara tentang masalah itu,” katanya.

Pertandingan melawan Nigeria juga merupakan kesempatan bagi Forlan untuk mencatatkan diri sebagai pencetak gol terbanyak, setelah selama ini ia selevel dengan Luis Suarez dengan 33 gol, setelah mencetak gol menit akhir lawan Spanyol.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif