SOLOPOS.COM - Suporter Persis Solo, Pasoepati, menyalakan flare demi mendukung Laskar Samber Nyawa di Stadion Manahan, Solo, Minggu (14/6/2015). (Dok/JIBI/Solopos)

Piala Polda Jateng babak final antara Persis melawan PSIS beberapa waktu lalu diwarnai kericuhan.

Solopos.com, SOLO – Kelompok suporter Persis Solo, Pasoepati, mengaku kecewa dengan keputusan yang menetapkan lanjutan final leg pertama digelar setelah dilangsungkannya leg kedua. Keputusan ini dianggap Pasoepati berat sebelah dan menguntungkan pihak PSIS Semarang.

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

Duel leg pertama final Piala Polda Jateng terhenti menyusul keributan antara suporter Persis dengan PSIS di Stadion Jatidiri, Semarang, Sabtu (4/7/2015) malam WIB. Pertandingan dihentikan pada menit ke-27 saat posisi Persis tertinggal 0-1 lewat gol Johan Yoga.

Setelah melakukan pembicaraan, Selasa (7/7/2015) malam, baik Persis dan PSIS mencapai kesepakatan bahwa lanjutan final leg pertama akan digelar medio pekan depan. Sedangkan, leg kedua yang akan digelar di kandang Persis, Stadion Manahan, Solo, tetap dilangsungkan sesuai kesepakatan awal, yakni Sabtu (11/7/2015) nanti, juga tanpa dihadiri suporter dari Semarang.

Menanggapi keputusan ini, Pasoepati mengaku kecewa. Kelompok suporter yang identik dengan warna merah-merah ini menilai seharusnya laga leg kedua yang menjadi partai pamungkas digelar paling akhir atau tanpa ada partai-partai lain sesudahnya.

“Kalau seperti ini keputusannya berarti besok [Sabtu] di Solo enggak ada penyerahan piala? Berarti Solo tidak jadi menggelar laga pamungkas? Keputusan ini aneh,” ujar Wakil Presiden DPP Pasoepati, Ginda Ferachtriawan, saat dihubungi solopos.com, Rabu (8/7/2015).

Ginda menilai keputusan ini juga merugikan Persis secara tim. Mental pemain yang sudah terbentuk untuk tampil all out di leg kedua berpotensi kendur karena masih harus menjalani partai lain sesudahnya.

“Tim yang seharusnya bisa main lebih lepas karena menjadi tuan rumah di leg kedua menjadi sedikit terbebani. Jelas kebijakan ini merugikan bagi Persis. Tapi lagi-lagi kalau lawannya “gajah” mau apa lagi?” ketus pria yang juga menjadi anggota DPRD Kota Solo itu.

Kerusakan

Direktur Teknik dan Olahraga PT Persis Solo Saestu, Totok Supriyanto, tidak mempermasalahkan keputusan tersebut. Ia menilai keputusan ini sudah melalui berbagai pertimbangan dan demi kebaikan kedua belah pihak.

“Kami semua sepakat, sebisa mungkin turnamen ini berakhir sebelum lebaran. Tapi, Panpel PSIS tidak bisa menggelar laga lanjutan dalam kurun waktu pekan ini. Mereka saat ini masih sibuk mengumpulkan data kerusakan akibat kericuhan,” ujar Totok.

Totok mengaku keputusan ini memang sedikit banyak merugikan bagi timnya yang semula didapuk menggelar leg kedua. Namun, ia optimistis semangat timnya tetap tinggi guna meraih gelar juara Piala Polda Jateng.

“Saya yakin anak-anak mampu memenangi, asalkan mereka mau bekerja keras dan menunjukkan mental bertanding yang kuat,” imbuh Totok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya