SOLOPOS.COM - Miralem Pjanic (Reuters-Daniele Mascolo)
Solopos.com, BRESCIA – Rasisme di sepak bola Italia bukanlah sesuatu yang baru. Namun, meningkatnya insiden semacam itu akhir-akhir ini menimbulkan kekhawatiran serius bagi otoritas sepakbola di negara tersebut.
Pada laga Brescia melawan Juventus di lanjutan Serie A Italia di Stadion Mario Rigamonti, Rabu (25/9/2019) dini hari WIB, kasus serupa kembali terjadi. Kali ini, geladang Juventus, Miralem Pjanic, menjadi sasaran pelecehan rasial dari kerumunan pendukung tuan rumah.
Menurut Corriere dello Sport yang dikutip oleh Calciomercato.com, Rabu, beberapa penggemar Rondinelle, julukan Brescia, telah menghina pemain berusia 29 tahun itu. Mereka meneriakkan nyanyian berbunyi rasial setelah Pjanic mencetak gol kemenangan untuk tim tamu.
Tuan rumah memang menderita kekalahan 1-2 pada laga tersebut. Brescia sebenarnya unggul cepat lewat gol yang diciptakan A. Donnarumma pada menit ke-4. Namun, Juve mampu membalikkan kedudukan berkat gol bunuh diri Chancellor pada menit ke-40 dan gol Pjanic pada menit ke-63.
Sport Mediaset, dilansir dari football-italia.net, Rabu, melaporkan suporter Brescia menyanyikan ‘zingaro’ atau ‘gipsi’ dalam bahasa Inggris. Nyanyian itu ditujukan kepada Pjanic. Pemain berpaspor Bosnia tersebut sempat tertawa setelah mencetak gol kemenangan Juve dan merayalannya dengan gerakan “M”.
“Dari posisi itu, Anda tidak perlu khawatir tentang di mana bola berakhir tetapi siapa yang harus dipeluk pertama di sebelah Anda,” tulisnya di Instagram.
Selain Pjanic, beberapa pesepak bola yang merumput di Italia juga menjadi korban rasialis. Sebut saja pemain Napoli, Kalidou Koulibaly, yang musim lalu menjadi korban rasialis di San Siro. Pemain baru Inter Milan musim ini, Romelu Lukaku, juga menjadi korban saat ia membantu timnya mengalahkan Cagliari. Ada pula pemain Fiorentina Dalbert Henrique.