SOLOPOS.COM - Logo PON 2016 (Detik)

PON 2016 diundur karena berbarengan dengan Hari Raya Idul Adha. Padahal, pemunduran pelaksanaan gelaran multi even olaharaga ini dinilai akan mempengaruhi peak atau puncak stamina pemain.

Harianjogja.com, JAKARTA — Ketua Pengurus Provinsi Persatuan Baseball dan Softball Seluruh Indonesia (Perbasasi) DKI Jakarta Syaiful Bahri menilai bahwa pemunduran pelaksaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 berpengaruh pada ketepatan “peak” atau puncak stamina pemain.

Promosi Kisah Pangeran Samudra di Balik Tipu-Tipu Ritual Seks Gunung Kemukus

“Pemunduran ini akan memengaruhi pola latihan, intinya kan untuk mencari performa puncak pemain. Kita kan berharap puncaknya pas di PON,” ujar Syaiful di Jakarta, Selasa (9/2/2016).

Selain memengaruhi peak pemain, ujarnya, pemunduran pelaksaan PON juga akan memunculkan pandangan negatif dan demotivasi dari para pemain.

Menurut Syaiful, para pemain pasti akan mempertanyakan mengapa pelaksanaan PON harus diundur, karena dengan adanya keputusan tersebut dikhawatirkan akan menurunkan semangat mereka.

Saat mengetahui bahwa keputusan pemunduran PON disebabkan adanya Hari Raya Idul Adha yang dilaksanakan pada saat PON, Syaiful menilai hal tersebut cenderung pada kesalahan teknis para pejabat pelaksana.

“Seharusnya para pembuat keputusan kan sudah mengetahui dari awal saat PON ada agenda apa saja. Tapi ya tidak tahu lah, mungkin saja ada alasan lain yang dipertimbangkan,” tukasnya menambahkan.

Syaiful menuturkan, apabila pemunduran tersebut didasarkan pada belum siapnya fasilitas pertandingan di Jawa Barat maka hal tersebut dinilai tidak mungkin.

Menurut dia, apabila merujuk pada pelaksanaan PON tahun 2008 dan 2012, yang saat itu belum semua fasilitasnya dapat beroperasi maksimal namun pertandingan dapat berlangsung dengan baik, seharusnya hal serupa juga terjadi pada PON tahun ini.

“Yang penting adalah lapangannya, jika sudah layak untuk pertandingan ya lanjut saja. Kalau fasilitas lain seperti toilet atau kursi penonton kan bisa menyusul, yang penting fasilitas untuk bermain harus layak,” ujar Syaiful.

Sehubungan dengan hal tersebut, untuk agenda olahraga setingkat PON akan ada sejumlah komisioner yang akan memeriksa fasilitas pertandingan dan menentukan apakah layak digunakan atau tidak.

“PON mau mundur atau tidak terserah Jawa Barat saja, karena mereka yang punya hajatan. Bagi kami yang penting bertanding, bagaimanapun caranya akan maksimal membawa nama DKI Jakarta,” tuturnya menambahkan.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher selaku Ketua Umum PB PON (Pekan Olahraga Nasional) XIX 2016, Jumat, memastikan perhelatan tersebut diundur sepekan dari 9-21 September menjadi 17-29 September 2016.

Aher mengatakan kepastian itu diperoleh setelah memperoleh persetujuan seluruh pengurus KONI, baik pusat/provinsi, dalam Rapat Koordinasi KONI beserta PB PON XIX dan Peparnas XV 2016 Jawa barat di Hotel Mason Pine, Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis malam (21/1).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya