SOLOPOS.COM - Suryo Agung (Foto: Dokumentasi)

Suryo Agung (Foto: Dokumentasi)

PEKANBARU—Sprinter  asal Solo, Suryo Agung Wibowo gagal mendulang emas. Suryo terhenti di babak penyisihan nomor lari 100m di Stadion Atletik Kompleks Sports Center Rumbai, Pekanbaru, Rabu (12/9/2012).

Promosi 204,8 Juta Suara Diperebutkan, Jawa adalah Kunci

Kegagalan Suryo tak terlepas dari cedera otot pantat yang dideritanya sejak mengikuti Pelatnas dan turun di Grand Prix Asia di Thailand pada Mei lalu. “Kondisi saya memang masih cedera.  Saat start hingga 50 meter pertama masih enak tapi setelah itu rasanya otot tertarik, rasanya sakit,” ujar Suryo ketika dijumpai Solopos.com di lokasi pertandingan.

Atlet 29 tahun itu tak ingin mengambil risiko yang bisa memperparah cederanya. “Saat latihan saya selalu merasakan di batas ambang rasa sakit. Kalau dipaksa akan berisiko memperparah cedera saya,” imbuh Suryo.

Meski gagal, Suryo yang merupakan pencetak rekor nasional dan SEA Games di nomor ini mengaku telah memberikan kemampuan maksimalnya. Baginya, ketika sudah memutuskan bertandingan maka harus berjuang sekuat tenaga. “Ini mungkin yang terbaik bagi saya saat ini,” kata Suryo.

Namun, sprinter yang dijuluki sebagai manusia tercepat se Asia Tenggara itu tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. “Kalah tentu selalu mengecewakan. Tapi inilah dinamika sebagai olahragawan. Kadang menang, kadang kalah, cedera.  Saya harus berbesar hati dengan kekalahan ini,” kata Suryo bijak.

Pada PON kali ini Suryo hanya turun di nomor lari 100m. Di babak penyisihan dia berada di urutan sembilan. Sementara hanya delapan peringkat terbaik yang berhak melaju ke final. Di nomor ini Suryo bersaing dengan rekan-rekannya di Pelatnas seperti Fadlin dan Farel Oktaviandi.

Hasil kontras ditorehkan atlet Jateng di nomor tolak peluru. Jateng mendulang emas dan perak di nomor ini. Emas disumbang Kresna Wahyu Permana  dan perak disumbang Yuaris Diyanto. Kresna membukukan lemparan sejauh 15,83m sedangkan Yuaris mencetak lemparan sejauh 15,25m. Medali perunggu direbut Nur Indri  dari DKI Jakarta dengan lemparan sejauh 14,20m.

Kresna mengaku senang bisa menyumbang emas bagi Jateng. Namun, dia merasa tidak puas dengan hasil lemparannya. “Hasil lemparannya kurang bagus. Target saya bisa tembus rekor PON karena saat latihan saya hampir selalu bisa menembus rekor itu,” ujar Kresna.

Meski begitu, hasil lemparan Kresna di sini lebih baik dari hasil lemparannya saat menduduki peringkat empat di SEA Games 2011. “Saya memperbaiki rekor pribadi di SEA Games 2011. Saat itu saya mencetak lemparan sejauh 15,62m, jadi sekarang lebih jauh 21cm,” beber Kresna

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya