Sport
Rabu, 6 September 2017 - 04:30 WIB

POPDA PENCAK SILAT : Sengit! Kekuatan Peserta Merata

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dua pesilat tingkat SMP bertanding di babak penyisihan turnamen pencak silat Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Solo di Gelanggang Pemuda Bung Karno, Manahan, pada Senin (4/9/2017). (JIBI/Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Popda Pencak Silat digelar di Kota Solo.

Solopos.com, SOLO — Belum ada sekolah di tingkat SMP/MTs maupun SMA/SMK yang menunjukkan dominasinya hingga hari kedua turnamen pencak silat Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) di Gelanggang Pemuda Bung Karno Manahan.

Advertisement

Koordinator turnamen pencak silat Popda Solo, Asruri, mengatakan dalam turnamen yang sama pada tahun lalu, SMA MTA Solo mampu menunjukkan dominasinya sejak awal. Hingga akhir turnamen, SMA MTA Solo mampu meraih Juara Umum dengan membawa pulang empat medali emas dari 15 kelas yang dipertandingkan. Dalam turnamen kali ini, kata Asruri, peta kekuatan peserta cukup merata.

“Di tingkat SMA/SMK ada delapan kelas yang dipertandingkan. Di tingkat SMP/MTs ada sembilan kelas yang dipertandingkan. Ada banyak sekolah yang mengirimkan peserta full team. Tapi ada banyak juga yang hanya mengirimkan peserta untuk beberapa kelas. Tapi, kekuatan mereka sampai sejauh ini masih merata,” papar Asruri saat ditemui Solopos.com di lokasi, Selasa (5/9/2017).

Pada hari kedua, panitia mempertandingkan 90 partai untuk SMP/MTs dan 60 partai untuk SMA/SMK. Pertarungan cukup menegangkan terjadi di partai ke-122 yang mempertandingkan Abrielina Zurly dari SMKN 6 dengan Dhiwa Tifa dari SMKN 3.

Advertisement

Pada awal laga, Abrielina membuat gebrakan setelah mampu menjatuhkan Dhiwa melalui bantingan. Namun, Dhiwa yang menempati sudut biru tampil lebih semangat untuk mengejar ketertinggalan poin melalui pukulan dan tendangan yang akurat. Hingga akhir laga, tiga juri mengangkat bendera biru yang menandai kemenangan Dhiwa di partai itu.

“Lawan saya punya kelebihan di tendangan T. Saya juga sempat kecolongan karena mampu dijatuhkan saat laga baru mulai. Saat itu keseimbangan saya sedang goyah. Tapi, setelah itu saya mulai bisa mendekte permainan hingga memenangi pertandingan ini,” papar Dhiwa saat ditemui seusai bertanding.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif