SOLOPOS.COM - Ilustrasi Brazil lawan Uruguay di semifinal Piala Konfederasi 2013. (Facebook.com)

Ilustrasi Brazil lawan Uruguay di semifinal Piala Konfederasi 2013. (Facebook.com)

BELO HORIZONTE—Brazil menyadari ancaman tersingkir dari Piala Konfederasi 2013 begitu besar ketika menghadapi derby Amerika Selatan kontra Uruguay di semifinal, Kamis (27/6) dini hari WIB.

Ditilik dari sejarah pertemuan kedua tim, Uruguay bukanlah lawan enteng bagi Brazil. La Celeste, julukan Uruguay, mencegah Brazil menjadi juara dunia di hadapan publik sendiri pada 1950. Saat itu Uruguay menekuk Brazil dengan skor 1-2 pada final di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, untuk mengoleksi trofi juara dunia kali kedua.

Kekalahan itu membuat publik Brazil sangat kecewa. Delapan tahun kemudian pasukan berjuluk Selecao baru bisa memperbaiki hasil itu ketika Pele dkk membawa Brazil menjadi juara dunia untuk kali pertama di Swedia.

Sementara baru-baru ini, Uruguay juga memperlihatkan kebesaran mereka sebagai salah satu kekuatan di Amerika Selatan. Mereka memenangi Copa America 2011 di Argentina, di mana Brazil kalah dari Paraguay di perempat final.

Kiper Brazil, Julio Cesar, melihat kekuatan Uruguay sebagai salah satu ancaman yang bisa menghentikan ambisi timnya memenangi turnamen ini. “Ini Brazil lawan Uruguay dan ini sebuah derby,” ujar Cesar dilansir fifa.com, Selasa (25/6) WIB.

“Mereka percaya diri setelah memenangi Copa America dan dengan Brazil lebih baik dari mereka dalam beberapa pertemuan terakhir, mereka akan semakin antusias untuk membalikkan keadaan. Mereka akan bersemangat menghadapi Selecao dan bermain bagus,” sambung Cesar.

Cesar juga menunjuk trio striker Uruguay Edinson Cavani, Diego Forlan dan Luis Suarez sebagai ujian berat bagi pertahanan Brazil. Cesar menilai ketiga pemain itu  membuat lini serang Uruguay menjadi semakin berbahaya.

“Mereka sangat kuat di lini serang dan bisa menentukan sebuah pertandingan dengan cara mereka sendiri. Saya mengenal mereka semua dan kami harus mewaspadai mereka. Hal kecil sekali pun bisa menentukan pertandingan,” ujar Cesar dilansir Googlenews.

Karena itulah Cesar tak berani berandai-andai timnya bisa dengan mudah mengalahkan Uruguay. “Saya berharap kemenangan berada di pihak Brazil namun tidak ada favorit dalam pertandingan ini,” sebut eks kiper Inter Milan itu.

Di kubu Uruguay, meski pernah memiliki sejarah hebat atas Brazil, pasukan Oscar Tabarez dalam performa naik-turun menuju turnamen ini. Mereka kepayahan bersaing di kualifikasi Piala Dunia 2014. Sementara kemenangan kali terakhir Uruguay atas pasukan Selecao terjadi di 2001.

Ironisnya itu merupakan laga pertama Scolari menangani Brazil. Namun setahun kemudian pelatih berjuluk Big Phil tersebut mendatangkan gelar juara dunia kali kelima bagi pasukan Samba.

Pelatih Uruguay, Oscar Tabarez, menyebut saat ini timnya baru mencapai tujuan minimal dengan lolos dari penyisihan grup. Dia juga menerima jika Brazil lebih difavoritkan memenangi duel ini, namun itu tak mengurangi optimismenya membawa Uruguay memenangi turnamen ini.

“Dalam sepak bola, tidak ada yang mustahil. Namun pertandingan ini akan sulit karena Barzil adalah tim hebat dan mereka bermain di hadapan publik sendiri,” kata Tabarez.

“Sangat menarik menghadapi mereka karena kualitas dan perasaan mereka menghadapi laga ini. Sebuah kehormatan menghadapi tim nasional yang memenangi lebih banyak gelar juara dunia dibandingkan tim lainnya. Mari dilihat apa yang terjadi,” sambung Tabarez.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya