SOLOPOS.COM - Petenis Jerman, Sabine Lisicki, merayakan kemenangannya atas Agnieszka Radwanska di babak semifinal Wimbledon 2013 di London, Kamis (4/7/2013). Lisicki akan menghadapi Marion Batoli pada final Wimbledon 2013, Sabtu (6/7/2013). (DokJIBI/SOLOPOS/Reuters)

Petenis Jerman, Sabine Lisicki, merayakan kemenangannya atas Agnieszka Radwanska di babak semifinal Wimbledon 2013 di London, Kamis (4/7/2013). Lisicki akan menghadapi Marion Batoli pada final Wimbledon 2013, Sabtu (6/7/2013). (DokJIBI/SOLOPOS/Reuters)

Solopos.com, LONDON – Sabine Lisicki maupun Marion Bartoli sama-sama mengusung misi besar saat terlibat duel di partai puncak turnamen Grand Slam Wimbledon 2013 di All England Tennis Lawn and Croquet Club, London, Sabtu (6/7/2013). Keduanya sama-sama ingin mewujudkan impian masa kecilnya sebagai juara turnamen tenis tertua di dunia, yakni Wimbledon.

Baik Lisicki maupun Bartoli memang sama-sama tak diprediksi sebelumnya bakal tampil di partai puncak Wimbledon. Maklum keduanya tak termasuk dalam jajaran petenis unggulan. Lisicki hanya menempati ranking 23 dunia, sementara Bartoli berada di seeded 15.

Namun, sapa sangka sepak terjang keduanya justru menimbulkan kejutan. Terutama, Lisicki yang mampu menyudahi juara bertahan sekaligus unggulan teratas dan ranking satu dunia, Serena Williams di babak perdelapan final.

Kejutan Lisicki ini pun tak bersifat sementara. Ia melanjutkan tren positifnya saat tampil di semifinal dengan menggulung finalis sekaligus unggulan keempat asal Polandia, Agniezska Radwanska, lewat duel secara marathon selama tiga set, 6-4, 2-6, 9-7.

“Ini sungguh luar biasa, beberapa game terakhir sangat menarik,” ujar Lisicki seusai mengalahkan Radwanska.

“Agnieszka bermain sangat baik, itu merupakan pertarungan dan saya sangat senang bisa memenangkannya,” imbuh petenis 23 tahun ini.

Sukses mengalahkan Radwanska menjadi Lisicki menjadi petenis pertama Jerman yang mampu melaju ke final dalam 14 tahun terakhir. Kali terakhir Jerman menempatkan wakilnya di final adalah saat Steffi Graf berhadapan dengan petenis Amerika Serikat, Lindsay Davenport, pada final Wimbledon 1999. Sayangnya, saat itu Graf harus mengakui keunggulan Davenport secara straight set, 4-6, 5-7.

Seandianya mampu memenangi laga final, Lisicki juga akan mengukir sejarah baru. Ia akan menjadi petenis putri yang menyudahi penantian 17 tahun Jerman akan hadirnya juara di Wimbledon. Kali terakhir Jerman menempatkan wakilnya sebagai juara adalah saat Graf meraih juara ketujuhnya di Wimbledon pada 1996 silam.

“Tak ada tempat yang lebih baik untuk bermain selain di final grand slam pertamaku. Saya telah bermimpi menjadi juara Wimbledon sejak saya kecil. Kali pertama saya di sini, saya tak bisa mengingat, kapan saya jatuh cinta dengan Wimbledon,” tutur Lisicki.

Di sisi lain, Bartoli juga memiliki ambisi besar memenangi gelar juara. Ia pernah melaju ke final pada tahun 2007 lalu. Namun, saat itu petenis 28 tahun ini kurang beruntung, setelah ditaklukan petenis Amerika Serikat, Venus Williams di partai puncak. Karenanya, Bartoli akan menjadikan laga ini sebagai penebusan dosa. Apalagi, saat ini Bartoli mengaku sedang dalam performa terbaiknya. Ini dibuktikan Bartoli dengan mengandaskan Kirsten Flipkens, secara telak 6-1, 6-2 di babak semifinal.

“Saya tak benar-benar mempercayai ini sekarang,” ujar Bartoli seusai megalahkan Flipkens. “Saya bermain sangat baik hari ini dan merasa sangat hebat. Saya melihat bola seperti bola sepak. Dia banyak melakukan pukulan yang memotong, jadi saya sadar bahwa saya harus lebih tajam dengan gerakan kakiku dan segalanya berjalan sempurna.”

Menghadapi Bartoli, Lisicki, mengaku pede. Ini tak terlepas rekor pertemuannya dengan Bartoli yang lebih baik. Dari empat pertemuan terakhir, Lisicki meraih tiga kali kemenangan dan sekali kalah. Apalagi kemenangan terakhirnya juga terjadi di lapangan rumput Wimbledon 2011 lalu saat mengalahkan Bartoli, secara tiga set, 6-4, 6-7, 6-1 di babak perempat final.

“Saya tak sabar menantikan pertandingan Sabtu nanti,” terang Lisicki. “Marion bermain agresif. Saya pernah bermain melawan Serena, yang juga tampil agresif. Kami akan melihat. Dua tahun lalu saya bermain hebat di Wimbledon sebagai wildcard [di mana Lisicki dihentikan Maria Sharapova di semifinal]. Saat ini saya merasa jauh lebih siap dan lebih berani.”

Profil

Sabine Lisicki 
Lahir : Troisdorf, 22 September 1989
Negara : Jerman
Tenis Pro : 2006
Karier di nomor tunggal
Rekor : 228-145
Titel   : 3 WTA 2 ITF
Peringkat Tertinggi : 12 (21 Mei 2012)
Peringkat Sekarang : 24 (24 Juni 2013)    Lahir : Geneva, 2 Oktober 1984

Marion Bartoli
Negara : Perancis
Tenis Pro : 2000
Karier di nomor tunggal
Rekor: 482-297
Titel : 7 WTA 6 ITF
Peringkat Tertinggi : 7 (30 Januari 2012
Peringkat Sekarang : 15 (17 Juni 2013)

Head to Head

Tahun         Turnamen        Pemain         Skor         Babak
2011    Wimbledon     Sabine Lisicki    Marion Bartoli    6-4 6-7(4) 6-1    Perempat final
2011    Charleston     Sabine Lisicki    Marion Bartoli    6-2 6-3        Babak Kedua
2009   Charleston     Sabine Lisicki    Marion Bartoli    6-3 6-1        Semifinal
2008   Wimbledon     Marion Bartoli    Sabine Lisicki    6-2 6-4        Babak Pertama

Road to Final



Sabine Lisicki
Vs Agnieszka Radwanska 6-4, 6-2, 9-7 (semifinal)
Vs Kaia Kanepi 6-3, 6-3 (perempat final)
Vs Serena Williams 6-2, 1-6, 6-4 (perdelapan final)
Vs Samantha Stosut 4-6, 6-2, 6-1 (putaran ketiga)
Vs Elena Vesnina 6-3, 6-1 (babak kedua)
Vs Francesca Schiavone 6-1, 6-2 (babak pertama)

Marion Bartoli
Vs Kirsten Flipkens 6-1, 6-2 (semifinal)
Vs Sloane Stephens 6-4, 7-5 (perempat final)
Vs Karin Knapp 6-2, 6-3 (pedelapan final)
Vs Camila Giorgi 6-4, 7-5 (putaran ketiga)
Vs Christina McHale 7-5, 6-4 (babak kedua)
Vs Elina Svitolina 6-3, 7-5 (babak pertama)

Sumber : wtatennis.com, wimbledon.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya