SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA–PSIM Jogja terancam tidak bisa melanjutkan pertandingan di putaran kedua. Pasalnya, PT Nirwana Persada Indonesia (NPI) yang selama ini menyokong sebagian pendanaan PSIM mengancam menarik dukungan. Penarikan dukungan PT NPI disebabkan karut marutnya kondisi di manajemen tim berjuluk Laskar Mataram tersebut.

Selain terancam tidak bisa melakoni tujuh laga away di putaran kedua, 29 penggawa PSIM terancam hengkang, menyusul gaji yang selama ini diterima berasal dari PT NPI.

Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan

“Saya khawatir pemain bisa dijual PT NPI karena selama ini mereka kan digaji PT tersebut. Sebenarnya permasalahan ini tidak perlu terjadi jika ketua umum berani ambil sikap, karena selama ini beliau juga tahu masalah ini,” kata Direktur PT PSIM Yoyok Setiawan kepada Harian Jogja, Kamis (8/3).

Yoyok berharap, melalui rapat yang digelar semalam didapatkan kejelasan terkait dengan kerja sama PT NPI. Tak hanya itu, di dalam rapat manajemen itu juga harus didapatkan kejelasan mengenai sumber pembiayaan yang bisa dilakukan untuk menutup beban selain gaji pemain.

“Setidaknya butuh Rp2 miliar untuk melakoni putaran kedua. Besaran itu mencakup bonus, serta akomodasi selama melakoni tujuh laga away, dan tiga laga kandang. Dengan catatan gaji pemain masih ditanggung PT NPI,” sambung mantan GM PSIM 2005 itu.

Beban tersebut diakui Yoyok dipastikan akan semakin bertambah menyusul bonus kemenangan tiga kali yang saat ini belum diterima penggawa. Jika hal itu tidak bisa ditutup manajemen putaran kedua dipastikan PSIM akan mengalami banyak permasalahan.
“Kami tentu tidak ingin hal ini terjadi. Apalagi, saat ini tim sedang bagus-bagusnya,” harap Yoyok.

Adapun Wakil Ketua Dewan Pembina PSIM, Agung Damar Kusumandaru menandaskan Ketum PSIM Haryadi Suyuti harus segera bertindak. Pihaknya tidak menginginkan prestasi yang telah didapatkan Laskar Mataram saat ini hancur di tengah jalan menyusul tidak adanya rencana ke depan.

“Jangan sampai klub tertua di DIY dan kebanggaan warga Jogja ini hancur. Ketum harus berani bertindak, karena bola kebijakan sepenuhnya saat ini berada di tangan beliau,” harapnya.

Adapun, Ketum PSIM, Haryadi Suyuti yang mencoba dikonfirmasi terpisah, hingga berita ini diturunkan belum bisa dihubungi. (ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya