SOLOPOS.COM - Nova Zaenal dkk akan menghadapi partai hidup mati sore ini, (17/7) melawan Gresik United (JIBI/Harian Jogja/dok)

Nova Zaenal dkk akan menghadapi partai hidup mati sore ini, (17/7) melawan Gresik United (JIBI/Harian Jogja/dok)

PALEMBANG– Kesebelasan PSIM akan menjalani laga hidup mati kontra Gresik United, di Stadion Jakabaring Palembang, Selasa (17/7)  sore nanti.

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

Hidup, berarti PSIM harus menang untuk bisa lolos ke Indonesia Super League musim depan. Mati, alias kalah berarti pupus sudah ambisi Laskar Mataram untuk promosi ke kasta tertinggi kompetisi sepak bola Indonesia.

Untuk menang bukan perkara mudah bagi PSIM. Pasalnya, selain tidak diperkuat tiga pemain asing, Laskar Mataram juga berangkat ke Palembang dengan kondisi internal yang sedang tidak kondusif pasca tidak harmonisnya hubungan pelatih, manajemen, dan pemain.

Praktis, di laga tersebut, PSIM sepenuhnya mengandalkan pemain lokal, sehingga jika dibandingkan dengan Gresik United yang akan tampil full team lengkap dengan tiga pemain asingnya, Claudio Proneto, Gaston Castano, dan Gustavo Chena. Memang di atas kertas, PSIM kalah secara kualitas dari tim asuhan Djoko Susilo tersebut.

Meski begitu, PSIM bukan berangkat tanpa semangat. Terlebih dengan iming-iming bonus total Rp100 juta ditambah dengan Rp10 juta untuk per selisih satu gol, jelas menjadi angin segar bagi Nova Zaenal dkk untuk berlaga di Palembang.

Untuk itu, pelatih PSIM Hanafing berharap besar pada striker muda Johan Arga untuk kembali bisa tampil fight seperti yang ditunjukkannya pada babak delapan besar lalu.

Selain itu, ia juga menaruh harap kepada striker kelahiran Surabaya, Mohammad Rifky. Bagaimana tidak, Stadion Jakabaring, Palembang sudah tak asing bagi pemain bernomor punggung sembilan itu, karena selama dua musim merumput bersama Sriwijaya FC. ”Seharusnya ia [Rifky] bisa menjadi senjata ampuh kami,” ujarnya.

Selain itu, M Rifky juga kerap tampil gemilang di laga-laga pamungkas. Sebut saja, di laga terakhir penyisihan putaran II 17 Juni 2012 lalu ketika PSIM dikalahkan tuan rumah Persih Tembilahan 1-2, Rifky yang tampil sejak menit awal mampu tampil gemilang. Bahkan satu-satunya gol PSIM lahir dari kaki pemain yang sempat beberapa kali nampang sebagai artis sinetron tersebut.

Itulah alasan optimisme Hanafing dalam laga tersebut. Selain itu, ia juga menganggap performa pemain asing di beberapa pertandingan terakhir juga tidak begitu krusial. ”Performa mereka di beberapa pertandingan tidak maksimal karena cedera. Sekaranglah saatnya membuktikan bahwa dengan tenaga lokal hasil nanti bisa maksimal,” tegasnya.

Meski begitu, Hanafing juga waswas dengan lini belakangnya. Hal ini menyusul absennya bek sayap kanan Dulsan Lestaluhu lantaran cedera paha. Sebagai penggantinya, ia menggeser posisi Topas Pamungkas yang semula berposisi sebagai bek sayap kiri, menjadi bek sayap kanan. “Sedangkan untuk bek sayap kiri, saya akan memasang Dean Fauzi,” ujarnya.

Adu Penalti

Adapun pelatih Gresik United Djoko Susilo yang mengaku buta kekuatan PSIM menyiapkan lima algojo tendangan penalti jika laga tersebut berakhir imbang.

Kelima penendang penalti yang disiapkan tersebut adalah Gaston Castano, Gustavo Chena, Agus Indra, I Wayan Gangga Mudana, dan Uston Nawawi.

Djoko mewaspadai bola-bola panjang yang kemungkinan akan diperagakan PSIM. ”Dari yang saya tahu, permainan PSIM lebih banyak bola panjang. Baru di babak kedua, lebih banyak bola-bola pendek,” ujarnya.

Oleh sebab itu, hasil imbang di waktu normal, menurut Djoko adalah hasil yang cukup realistis. ”Saya buta kekuatan mereka. Jika hasil imbang di waktu normal, kami sudah menyiapkan algojo yang mentalnya memang sudah teruji.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya