JOGJA—Meski di atas kertas PSIM akan bisa mengatasi Persepam Pamekasan dalam laga perebutan juara III Divisi Utama Liga Indonesia yang digelar Minggu (8/7) di Stadion Manahan Solo, namun manajemen justru mencemaskan faktor non teknis yang mewarnai laga tersebut.
Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon
Bagaimana tidak, pihak manajemen PSIM mengaku telah mencium adanya beberapa indikasi kecurangan yang dinilai akan sangat merugikan PSIM.
Indikasi pertama adalah adanya pembelian wasit senilai Rp200 juta untuk memenangkan Persepam. Indikasi kedua adalah pembelian suporter yang dilakukan oleh pihak Persepam, sekaligus upaya penghalauan kedatangan suporter dari Jogja.
Ketiga adalah indikasi adanya “penghancuran” psikis pemain dengan dilakukannya teror psikologi pada pemain seperti misalnya diganggu di hotel, kaca bus yang dilempari, hingga cemoohan ketika Nova Zaenal dan kawan-kawan berlatih di Stadion Manahan.
”Meski kami yakin keakuratan indikasi ini, kami tidak bisa mengatakan siapa sumbernya,” ujar Ajiek Tarmizi, Media Officer PSIM kepada wartawan Sabtu (7/7).
Oleh sebab itu, ia mengharapkan kepada para pemain untuk tidak terpancing emosi ketika pertandingan. Begitu juga kepada suporter, diimbaunya untuk tidak berbondong-bondong ke Solo. ”Saya rasa, pertandingan nantinya akan sangat memancing emosi pemain,” ujarnya.
Harapan Besar
Sementara itu, pelatih PSIM Hanafing mengatakan, untuk laga kontra Persepam tersebut, dirinya memang menaruh harapan besar pada tenaga-tenaga muda yang menggantikan beberapa pilar yang absen, di antaranya adalah Johan Arga dan Lakman Salan yang menggantikan Emile Linkers karena hukuman akumulasi kartu, serta M.Romli yang diproyeksikan akan menggantikan Lorenzo di babak kedua.
Selain itu, PSIM juga dipastikan tak akan diperkuat oleh gelandang bertahan asal Belanda Kristian Adelmund lantaran cedera otot paha. Menurut Hanafing, pada beberapa pertandingan, ia memang cenderung memaksakan pemain bernomor punggung 24 tersebut, namun hasilnya justru semakin memperparah cederanya.
Hal lain yang cukup mengejutkan adalah masuknya nama M.Rifki di line up menggantikan penyerang asal Papua, Reinhard Rumeikewi yang dinilai indisipliner lantaran untuk kedua kalinya tidak menaati jam tidur di wisma pemain.
Terkait ini, Hanafing hanya berkomentar, dalam pemilihan line up, ia tidak bersikap subjektif. ”Siapa yang paling siap, itu yang saya pasang. Karena lawan kami nanti [Persepam] banyak dihuni para pemain senior yang kaya pengalaman,” akunya.
Tak Ubah Taktik
Sedangkan Persepam Pamekasan sendiri, selain dipastikan akan kehilangan bek asal Kamerun Mohamadou Tassiou Bako dan gelandang Ishak Jober, Laskar Ronggo Sukowati juga kemungkinan akan kehilangan penyerang Muhammad Husen karena cedera lutut saat dikalahkan Barito Putra pada semifinal Kamis (5/7) lalu.
Pelatih Persepam Pamekasan Winedi Purwito mengatakan bahwa ia tak akan banyak mengubah taktik dan strategi permainan. Menurutnya, perjalanan Persepam sejauh ini sudah melampaui target yang dibebankan oleh manajemen.”Masuk empat besar, bagi kami sudah luar biasa,” ujarnya.
Bagi kedua tim, laga yang digelar pukul 15.15 WIB ini merupakan laga krusial demi merebut satu tiket sisa untuk promosi ke Indonesia Super League (ISL) setelah dua tiket sebelumnya sudah dipastikan direbut oleh Barito Putra dan Persita yang keduanya akan berlaga di babak final.
”Karena kalau kami kalah, playoff yang digelar di Palembang tentunya akan sangat berat bagi kami, karena jelas butuh anggaran banyak,” pungkas Hanafing.
Perkiraan susunan pemain
PSIM (4-4-2): Agung Prasetyo (GK); Dulsan Lestaluhu, Abda Ali, Eko Pujiyanto, Topas Pamungkas; Lorenzo Rimkus, Nova Zaenal (c), Eko Budi Santosa, M.Irfan; Johan Arga, Lakman Salan
Persepam (4-4-2): Alfonsius Kelvan (GK); Khokok Roniarto, Yoga Spria Mirshadaq, Surono, Barkah Chrustianhadi; Indriyanto Nugroho, M.Rudy, Ervando, Nur Huda; Martial Poungue, Sudirman