Sport
Jumat, 30 Mei 2014 - 04:41 WIB

PSIS SEMARANG VS PERSIS SOLO : Secara Tim PSIS Unggul, Persis Harus Lugas!

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para pemain Persis Solo melakukan latihan di Lapangan Kadipolo, Solo, Jawa Tengah, Kamis (29/5/2014). Kesebelasan yang berjuluk Laskar Sambernyawa itu akan berlaga melawan PSIS Semarang, Sabtu (31/5/2014), di Kota Semarang. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO – Oleh-oleh sebiji poin dari lawatan di markas Persiku Kudus, Rabu (28/5/2014) lalu, menjadi pelajaran berharga bagi para penggawa Persis Solo. Lini pertahanan Laskar Sambernyawa—julukan Persis—sering kedodoran dan kurang fokus dalam mengawal pemain lawan.

Karenanya, pelatih Persis, Widyantoro, pun meminta anak asuhnya untuk tampil lebih lugas saat mengawal sektor belakang. Terutama, saat Persis harus kembali melakoni away day-nya di kandang PSIS Semarang, Stadion Jatidiri, Sabtu (31/5/2014) mendatang.

Advertisement

“Dari evaluasi yang saya lihat, anak-anak seperti ketakutan saat mengawal pemain lawan di lini belakang. Mereka banyak menunggu pergerakan pemain lawan. Seharusnya mereka lebih lugas dalam menghalau bola,” ujar pelatih yang akrab disapa Wiwid itu saat dijumpai Solopos.com di Lapangan Kadipolo, Panularan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (29/5/2014).

Akibatnya, dalam laga yang digelar di Stadion Wergu Wetan itu, Persis pun batal meraih kemenangan. Padahal, sebelumnya, hingga menit ke-75, Persis sempat unggul 2-0, melalui gol bunuh diri Ali Mustofa pada menit ke-14 dan dari kaki Robbi Fajar di pertengahan paruh kedua.

Nyatanya, kurangnya fokus para pemain Persis menjaga sektor belakang membuat Persiku mampu menyamakan kedudukan. Kedua gol tersebut tercipta dari proses yang hampir serupa, yakni melalui pergerakan pemain Persiku, Yunet dan Gakau Amadou, sebelum melesakkan bola ke gawang Persis.

Advertisement

Wiwid menilai ada beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab merosotnya konsentrasi pemain di 15 menit terakhir masa pertandingan. Selain karena faktor adanya bentrokan suporter di paruh babak kedua, konsentrasi pemainnya juga menurun karena adanya kekhawatiran melanggar pemain lawan di kotak terlarang.

“Jadi pemain kami seperti ketakutan mem-pressure pemain kudus yang telah memasukki kotak 16. Mungkin mereka takut karena pemain Persiku mudah terjatuh dan membuat wasit memberikan hukuman,” beber Wiwid.

Itulah pasalnya, Wiwid pun berharap agar kesalahan serupa tak kembali terjadi pada lawatan di Semarang. Ia pun berharap seluruh pemain PSIS, suporter maupun perangkat pertandingan mampu menjunjung tinggi sportifitas.

Advertisement

“Secara tim kami tak kalah dengan PSIS. Namun, mungkin faktor-faktor non teknis, yang bisa menjadi pembeda,” pungkas Wiwid.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif