SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

MUNDUR—Agus "Grandong" Purwoko (kiri) saat masih memperkuat PSS (JIBI/HARIAN JOGJA/GIGIH M. HANAFI)

Tegakkan kepalamu, Grandong. Kami selalu berdiri di sampingmu selamanya. Itulah bunyi salah satu status Facebook kelompok suporter PSS Sleman yang ditulis dalam bahasa Inggris, menanggapi informasi mundurnya salah satu pilar PSS, Agus “Grandong” Purwoko.

Promosi Moncernya Industri Gaming, Indonesia Juara Asia dan Libas Kejuaraan Dunia

Mundurnya Grandong mengejutkan sebagian suporter. Aan misalnya, salah satu suporter yang kerap menyambangi Stadion Maguwoharjo untuk menyaksikan latihan para pemain, langsung tertegun ketika mendengar informasi tersebut. Belum lagi jika sedikit menyimak berbagai status Blackberry Messenger (BBM) sebagian suporter yang intinya mendukung dan menginginkan pemain tersebut cepat pulih.

Bagaimana dengan situasi di mes PSS di lantai ketiga Stadion Maguwoharjo? “Iya kamar jadi agak sepi tanpa Grandong,” ungkap Kapten PSS, Fachrudin, yang merupakan teman sekamar Grandong, kepada Harian Jogja, Selasa (13/3) malam. Hadirnya Grandong, menurut pria asal Klaten tersebut, memberi warna tersendiri seperti seringnya mereka melakukan guyonan.

Harian Jogja pernah menjadi saksi betapa “usilnya” para pemain lain terhadap Grandong. Seusai menyelesaikan sesi latihan pagi, Grandong langsung dicegat para kru pembuatan film dokumenter tentang suporter PSS.

Begitu hendak diwawancarai para pemain seperti Fachrudin dan Agus Setiawan, dengan penuh semangat langsung menggoda Grandong dengan cara mengelu-elukan namanya layaknya para suporter yang tengah menyaksikan PSS bertanding.

Di mata Fachrudin,  Grandong termasuk pribadi yang enak diajak berbagi cerita soal apa saja. Tidak jarang para pemain diberi masukkan karena pemain asal AMS Seyegan itu tergolong pemain senior di tubuh tim berjuluk Super Elang Jawa ini. “Dia bisa sebagai pembimbing pemain muda,” tambah Fachrudin.

Begitu mendengar kabar mundurnya Grandong dari tim PSS, sontak sang kapten kaget bukan kepalang. Namun, setelah ia renungkan, keputusan untuk mundur dari tim merupakan jalan terbaik karena cedera yang dialami mengharuskan Grandong untuk istirahat total. “Kalau dipaksakan mungkin tambah parah dan untuk ke depannya akan berakibat kurang baik,” tambah Fachrudin.

Pemain sayap Andrid Wibawa yang sedang on fire belakangan ini mengungkapkan Grandong merupakan  pemain senior yang bisa menjadi panutan untuk pemain muda di kubu PSS. “Sikapnya di dalam maupun di luar lapangan sama baiknya. Dia juga sering memberikan motivasi buat pemain muda,” ujar mantan striker Real Mataram ini.

Salah seorang suporter yang ditemui di Stadion Tridadi, Selasa sore, mengungkapkan hal penting yang bisa dipetik dari seorang Grandong yakni semangat juangnya dalam membela PSS. “Sepengetahuan saya, dari semua pemain Liga Remaja, cuma dia [Grandong] yang berhasil menjadi pemain profesional,” ungkap pria yang tidak ingin namanya disebut.

Di kubu tim pelatih, kehilangan pemain sekelas Grandong membuat pelatih Widiyantoro ingin mencari pemain yang memiliki kualitas dan gaya bermain sepertinya. Namun, Widiyantoro mengungkapkan jika keinginan tersebut tidak tercapai, dia bakal memaksimalkan stok pemain yang ada.

Tiga hari lalu, Grandong mengungkapkan mundurnya dia dari skuat PSS semata-mata hanya ingin memulihkan kondisi cederanya dan sama sekali tidak ada intervensi dari pihak manapun. Selama beristirahat, dia mengaku menyibukkan diri dengan mengurus bisnis peternakan dan kedai susu yang sudah dirintis beberapa waktu lalu.(ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya