SOLOPOS.COM - Uji coba Persinga Ngawi melawan PSS Sleman, Selasa (17/2/2015). (JIBI/Solopos/Harian Jogja)

PSS Sleman yang berencana menggelar laga eksibhisi akhirnya dibatalkan.

Harianjogja.com, SLEMAN – Rencana pertandingan antara PSS All Star menjamu Bali United di Stadion Maguwoharjo akhirnya batal. Hal itu terjadi lantaran perencanaan untuk menghelat laga persahabatan itu sangat mepet.

Promosi Pembunuhan Satu Keluarga, Kisah Dante dan Indikasi Psikopat

Panitia pelaksana (Panpel) pertandingan PSS merasa tak mampu memenuhi permintaan Bali United yang bersikukuh memainkan laga Kamis (11/6/2015) besok.

Panpel menyatakan, mustahil dalam sisa waktu dua hari bisa menyelesaikan semua kebutuhan yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan pertandingan.

General Manager PSS Soekoco mengatakan, memenuhi keinginan Bali United jelas sulit dilakukan. Panpel semula mau menerima ajakan bertanding lantaran tim Pulau Dewata itu mengajukan penawaran bertanding pada 16 Juni. Hanya saja dalam perkembangannya ternyata tim besutan Indra Sjafri itu memajukan jadwal menjadi 11 Juni.

”Dengan persiapan yang serba mepet jelas kami tidak bisa menyanggupi,” terang Soekoco Selasa (9/6/2015)

Seperti dijadwalkan sebelumnya, tim asal Pulau Dewata tersebut memang tengah melakukan tur Jawa. Manajemen PSS sendiri sangat tertarik untuk menghadirkan skuad besutan Indra Sjafri ke Maguwoharjo Internasional Stadium (MIS).

”Kami ingin sebelum Ramadan menggelar laga ekshibisi. Nah, kebetulan Bali United bersedia. Tapi karena waktunya sangat mepet, terpaksa kami urungkan laga tersebut,” jelas Soekoco.

Terkait turnamen segitiga yang akan direalisasikan mantan manajer Suparjiono, dia enggan banyak berkomentar. Soekoco hanya menyatakan, hingga saat ini belum mendapatkan informasi secara langsung dari Suparjiono.

Sementara itu ketua Panpel PSS Sleman, Edyanto justru menyangsikan turnamen segitiga tersebut bakal berlangsung sukses seperti kala laga eksebhisi antara PSS All Star dengan Arema Cronus pertengahan Mei lalu. Jika even itu terlaksana, dia khawatir panpel akan kembali mendapatkan sorotan negatif dari publik Sleman yang menganggap Panpel hanya ingin meraup pendapatan besar dengan menggelar turnamen itu.

“Saya sangsi turnamen itu sukses terutama mendatangkan penonton dalam jumlah cukup banyak,” jelasnya.

Seperti diketahui, laga melawan Singo Edan menghasilkan pendapatan mencapai Rp400 juta dari penjaualan tiket. Sementara turnamen segitiga tersebut juga diharapkan bisa menyedot animo penonton untuk hadir ke stadion.

Hanya saja, lanjut Edyanto, momentum sudah hilang jika turnamen segitiga itu dihelat. Ketika laga eksibhisi lawan Arema, ada momentum dalam rangka peringatan 39 tahun PSS dan hari jadi Sleman.

”Nah, besok itu momentumnya dalam rangka apa juga belum jelas,” terangnya

Kendati begitu, Ediyanto mengaku cukup siap jika memang turnamen itu digelar. Kesiapannya yakni mulai mengajukan permohonan izin pertandingan ke pihak kepolisian sampai dengan menyiapkan stadion.

“Saya harap kepastiannya dari jauh hari sebelum pertandingan digelar. Dengan mengundang tim ISL dan juga timnas maka persiapannya harus matang,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya