SOLOPOS.COM - Gambar saat pemain PSS Sleman Wahyudi Hamisi menendang bola yang mengenai kepala pemain Persebaya, Bruno Moreira yang sedang terkapar, dalam laga Liga 1 di Stadion Gelora Bung Tomo, Minggu (3/3/2024). (Istimewa)

Solopos.com, SURABAYA — PSS Sleman meminta maaf atas terjadinya insiden Wahyudi Hamisi menendang kepala bagian atas Bruno Moriera saat laga PSS Sleman kontra Persebaya di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Minggu (3/3/2024).

Video insiden yang menyulut kericuhan pemain kedua tim tersebut beredar luas di media sosial.

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

Wahyudi Hamisi dikecam warganet karena sebelumnya ia pernah melakukan pelanggaran serupa yang membuat pemain Persebaya asal Argentina, Robertino Pugliara, menutup karier sepak bolanya lebih cepat.

Persebaya Surabaya secara resmi mengadukan insiden itu ke PSSI, Selasa (5/3/2024) ini.

Dalam keterangan resmi yang diterima Solopos.com, Senin (4/3/2024), Presiden Direktur PT Putra Sleman Sembada (PT PSS), Gusti Randa menyayangkan banyaknya potongan video tanpa memberikan gambaran lengkap yang beredar di internet.

“Kami dari PSS Sleman ingin menjelaskan sebenarnya apa yang terjadi atas peristiwa kemarin. Saya sebelumnya sangat menyayangkan atas banyaknya potongan video yang beredar saat kejadian tersebut dengan tidak menayangkan video lengkap sebelum kejadian,” ujarnya.

Ia menjelaskan, dalam video lengkap terlihat Bruno sudah terjatuh lebih dulu akibat dilanggar oleh pemain PSS Sleman.

Namun permainan tetap berlanjut bahkan Persebaya Surabaya sempat menyerang pertahanan PSS.

“Setelah bola sempat ditepis oleh kiper PSS Sleman, bola langsung diambil oleh pemain Persebaya,” sambung Gusti Randa.

Gusti menyatakan pemain Persebaya Surabaya seharusnya membuang bola karena melihat temannya terjatuh kesakitan dan bukan malah meneruskan permainan.

“Terlihat jelas dalam video pemain Persebaya Surabaya terus membawa bola dan mengarahkannya ke dekat Bruno yang sudah terbaring di lapangan. Tindakan Hamisi untuk mengambil bola menurut saya harus dilakukan karena untuk menutup gerak lawan. Mengingat kami kebobolan pertama karena lengah menutup gerak lawan,” belanya.

Ia berpendapat reaksi tim Persebaya Surabaya yang mengadu ke PSSI terlalu berlebihan.

“Tendangan Hamisi ternyata menyentuh kepala Bruno. Saat itu, Bruno langsung bangkit dan malah ingin memukul Hamisi. Menurut saya, apa yang dibuat oleh Tim Persebaya Surabaya terlalu berlebihan karena buktinya Bruno bisa langsung bangkit dan bermain hingga menit akhir,” tambahnya.

Meski demikian, pria yang juga seorang pengacara ini tetap meminta maaf atas tindakan yang dilakukan salah satu pemain PSS Sleman.

“Saya sebagai perwakilan manajemen PT PSS ingin meminta maaf kepada Tim Persebaya atas kejadian kemarin. Tentu kita tidak ingin ada kejadian tersebut lagi terjadi di sepak bola Indonesia karena bisa membahayakan pemain satu sama lain. Semoga ini menjadi yang terakhir,” jelasnya.

Wahyudi Hamisi juga menyampaikan permintaan maafnya kepada Bruno Moreira dan Tim Persebaya.

“Saya Wahyudi Hamisi, pemain PSS Sleman ingin menyampaikan permintaan maaf saya kepada pemain Persebaya Surabaya, Bruno Moreira atas apa yang terjadi di pertandingan kemarin. Saya sudah berpesan kepada Bruno untuk permintaan maaf saya,” ujarnya.

Hamisi juga mengungkapkan dari kronologi yang sudah dijelaskan, tidak ada sama sekali maksud dari dirinya untuk mencederai Bruno.

“Dari kronologi tadi, tentu tidak ada unsur kesengajaan dari saya untuk mencederai atau bahkan melukai Bruno. Sebagai sesama pesepakbola, tentu saya tidak ingin melukai lawan saya dengan sengaja,” terangnya.

“Apapun itu, saya tahu hal tersebut salah dan dapat membahayakan Bruno sebagai pemain. Maka dari itu saya ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada Bruno dan tim Persebaya atas tindakan yang saya lakukan,” tutupnya.

Sebelumnya, manajemen Persebaya Surabaya resmi melayangkan surat ke Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) terkait aksi pemain PSS Sleman Wahyudi Hamisi yang melakukan tindakan keras ke Bruno Moreira.

Dalam laga Persebaya vs PSS Sleman, Minggu (3/3/2024) sore, Wahyudi Hamisi memicu keributan pemain setelah tendangannya ke bola mengenai kepala Bruno Moreira yang sedang terkapar oleh insiden sebelumnya.

Berdasarkan dokumentasi, Wahyudi Hamisi pernah melakukan pelanggaran horor pada pemain Persebaya, Robertino Pugliara di Stadion Gelora Bung Tomo tahun 2018.

Dampaknya fatal, Robertino patah tulang betis kiri dan sobek ligamen engkel yang membuat pemain asal Argentina itu pensiun dari sepak bola.



Sekretaris Persebaya Ram Surahman dalam keterangannya di Surabaya, Selasa (5/3/2024), mengatakan surat ditujukan kepada Ketua Umum PSSI Erick Thohir untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan dan terukur.

Seperti dikutip Solopos.com dari Antara, ada dua poin yang diminta Persebaya untuk mendapat perhatian serius dari PSSI.

Poin pertama, pemain PSS dengan nomor punggung 33 tersebut melakukan tindakan keras dan mengarah mencederai lawan pada menit ke-19.

“Dengan dalih merebut bola, dia dengan sengaja menendang kepala pemain Persebaya Bruno Moreira yang saat itu terjatuh,” katanya.

Sedangkan wasit yang memimpin pertandingan, kata Ram, tepat berdiri di depannya saat kejadian tersebut dan hanya memberikan kartu kuning.

“Apa yang dilakukan Wahyudi Hamisi ini termasuk kategori violent conduct, yang harusnya layak di kartu merah,” katanya.

Ram menjelaskan bagi Persebaya seperti mengulang momen horor pada Kompetisi Liga 1 Indonesia musim 2018/2019, Wahyudi Hamisi yang saat itu bermain untuk Borneo FC melakukan pelanggaran brutal pada Robertino Pugliara di Stadion Gelora Bung Tomo.

Akibat tackling dua kaki oleh pemain yang sama, Robertino Pugliara yang malang melintang di sepak bola Indonesia akhirnya harus berhenti bermain bola.

Poin kedua, kepemimpinan wasit Ginanjar Rahman dianggapnya kurang tegas dan cenderung abai dalam menerapkan peraturan permainan dalam sepak bola.

Akibatnya, pertandingan berjalan keras dan menjurus kasar. Beberapa kali laga harus terhenti karena insiden antarpemain kedua tim.

“Bisa dilihat dari keluarnya 11 kartu kuning di pertandingan tersebut. Sebanyak enam kartu kuning untuk PSS dan lima Persebaya,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan Persebaya tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya