SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, SLEMAN—Setelah melalui beberapa kali eksperimen di laga uji coba, pelatih PSS Sleman Sartono Anwar tampaknya telah memiliki pilihan utama di lini belakang.

Juru racik strategi kawakan itu mantap memakai tiga bek, sejalan dengan formasi yang diusung yakni 3-4-3. Keliga pilar di lini belakang adalah Kristian Adelmund, Waluyo dan Aang Suparman.

Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis

Trio tersebut hampir pasti selalu dimainkan terutama di laga penting, misalnya saat menghadapi Persiram Raja Ampat, Putra Samarinda dan Martapura FC.

Ketiganya tampil apik. Pada empat laga uji coba ketika mereka dimainkan bersama, PSS hanya kebobolan tiga gol atau 0,75 gol per laga.

Fungsi ketiganya di lini belekang berbeda. Waluyo dipercaya sebagai seorang libero, yang posisinya berada di depan penjaga gawang dan agak di belakang dua bek tengah yang dihuni Aang dan Adelmund. Dia menjadi satu-satunya yang sangat diharapkan bisa menghalau serangan lawan ketika Adelmund dan Aang berhasil dilewati.

Sementara, dua nama terakhir sedikit diberi kebebasan untuk maju dalam membantu serangan. Bahkan kedua pemain ini tidak jarang menciptakan peluang dengan melancarkan tendangan keras dari luar kotak penalti, terutama Kristian Adelmund.

Kendati tampaknya sudah mengantongi pilihan utama di lini belakang, Sartono Anwar tak terlalu kaku dalam menerapkan skema. “Bisa saja Kristian Adelmund atau Aang Suparman menjadi libero Semua itu erjadi tergantung keadaan,” katanya kepada Harian Jogja beberapa waktu lalu.

Dia juga membuka kemungkinan rotasi. Namun, Sartono khawatir rotasi justru menjadi bumerang mengingat pemain belakang PSS tidak ada yang setara dengan ketiganya baik dalam sisi skill maupun jam terbang.

Jika PSS hanya bertumpu dengan tiga pemain ini saja tanpa mencari alternatif lain tentu menjadi sebuah kerugian. Terlebih Kristian Adelmund kerap didera cedera engkel kambuhan.

Di sisi lain, trio itu bukan tanpa kelemahan. Pasalnya ketika harus dimainkan penuh selama 90 menit, fisik mereka kerap kedodoran. Misalnya saja saat bermain imbang 1-1 melawan Persiram Raja Ampat. Di menit akhir gawang PSS harus kebobolan karena ketiga pemain itu lamban dalam menutup pergerakan striker Osa Saha. Alhasil kemenangan yang ada di depan mata pun sirna seketika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya