SOLOPOS.COM - Sekjen Pasoepati, Anwar Sanusi. (facebook.com)

Sekjen Pasoepati, Anwar Sanusi. (facebook.com)

SOLO – Pasoepati menyalahkan kinerja Panpel PSS Sleman hingga menyebabkan terjadinya insiden kekerasan yang melibatkan para anggotanya. Panpel PSS dinilai tidak profesional karena tak memberikan kuota tiket, bahkan pemberitahuan tidak disertai surat resmi.

Sekjen Pasoepati, Anwar Sanusi, mengatakan semula Pasoepati dikabarkan mendapat kuota menonton laga Persis Solo kontra PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Minggu (9/6/2013), sebanyak 5000 lembar. Namun, kuota ini kemudian batal diberikan oleh Panpel PSS dengan alasan keamanan.

Anwar mengaku tak mempermasalahkan pelarangan kuota tiket. Yang dia sayangkan, pemberitahuan dari Panpel PSS tidak dilakukan secara resmi, baik secara tertulis maupun secara verbal, sehingga larangan itu tak ditanggapi serius para anggota Pasoepati.

“Sampai hari H pun informasi secara resmi, baik lisan maupun tertulis, belum kami terima. Sehingga, banyak anggota kami yang menanggapi larangan kuota tidak dengan serius,” ujar Anwar saat dihubungi Solopos.com, Senin (10/6/2013).

Anwar menambahkan, semula pihaknya telah mengatakan secara organisasi tak akan memberangkatkan Pasoepati ke Sleman. Namun, setelah itu ada kabar bahwa Pasoepati diizinkan menonton asal tidak menggunakan atribut.

Hal inilah yang menurutnya membuat para anggotanya terpacu untuk menyaksikan penampilan tim kesayangannya. Namun, keinginan itu batal terlaksana setelah dilarang masuk di daerah Kalasan.

Larangan ini membuat Pasoepati marah dan melampiaskan kekesalannya kepada sejumlah mobil plat AB yang melintas di jalan raya Jogja-Solo, di kawasan Prambanan. Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, setidaknya ada tujuh mobil yang dirusak oleh Pasoepati. Mayoritas, mobil yang dirusak mengalami pecah kaca.

Selain melampiaskan pada tujuh mobil, seratusan Pasoepati juga merusak satu bus dan melukai seorang pengendara yang sedang lewat. Pengendara itu mengalami luka pada bagian kepala akibat lemparan batu oleh Pasoepati.

Pasoepati mengamuk di sepanjang Jl Jogja-Solo mulai dari Prambanan hingga Delanggu. Meski demikian, Prambanan menjadi daerah yang paling parah diamuk oleh Pasoepati yang kecewa.

Kapolres Klaten, AKBP Y Ragil Heru S, membenarkan kejadian itu. Dia juga mengiyakan sejumlah mobil mengalami rusak akibat Pasoepati yang mengamuk. Menurutnya, Pasoepati itu mengamuk lantaran tidak diizinkan memasuki wilayah Jogja.

Simak berita selengkapnya : http://digital.solopos.com/file/10062013/

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya