SOLOPOS.COM - Pemain dan official tim Persis Solo berfoto bersama CEO PT. Persis Solo Saestu (PSS), Paulus Haryoto (tengah, jas hitam) dan Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo (tengah) saat launching jersey dan tim Persis Solo di Pendhapi Gede, kompleks Balai Kota Solo, Jumat (17/4/2015). Launching tersebut menunjukan jersey resmi dan para pemain untuk musim kompetisi tahun ini. (Reza Fitriyanto/JIBi/Solopos)

PSSI dibekukan berimbas pada pembubaran tim Persis Solo.

Solopos.com, SOLO — PT Persis Solo Saestu (PSS) akhirnya membubarkan tim Persis Solo yang baru dilaunching pada 17 April 2015 lalu.

Promosi Selamat Datang di Liga 1, Liga Seluruh Indonesia!

Keputusan pembubaran skuat Persis Solo diambil oleh manajemen PSS pada Minggu (10/5/2015). Keputusan ini diambil PT PSS menyusul karut-marut persepakbolaan Tanah Air, pascaputusan Menpora, Imam Nahrawi, membekukan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). (Baca: Ini Alasan Tim Persis Solo Dibubarkan)

Presiden Direktur PT PSS, Paulus Haryoto, mengaku selama menjalani persiapan manajemen telah mengeluarkan biaya hingga Rp600 juta. Biaya itu digunakan untuk persiapan tim sejak pertengahan Januari lalu, menggaji pemain, maupun biaya operasional lainnya, seperti katering dan sewa mess. (Baca: Pasoepati Kecewa)

Menurutnya, akibat pendapatan yang tidak sepadan ini, Persis pun tidak bisa menggaji pemainnya secara penuh. Gaji pemain bulan April yang sekiranya dibayarkan tanggal 10 Mei ini hanya akan dibayarkan oleh Persis sebesar 50% dari kesepakatan awal.

Itu pun belum dicairkan dan akan dibayarkan paling lambat sekitar dua pekan lagi. Terkait kebijakan ini, salah satu pemain pilar Persis, Andrid Wibowo, mengaku pasrah.

Pemain yang acap menempati posisi winger itu tidak bisa membantah keputusan tersebut karena menyadari kesulitan yang dialami manajemen.

“Mau gimana lagi? Kondisinya memang seperti ini. Gaji [sebesar 50%] juga baru dibayarkan paling lambat dalam dua pekan ke depan,” ujar Andrid saat dijumpai Solopos.com seusai mendengar keputusan manajemen.

Selama vakum Andrid mengaku akan tetap menjaga kondisinya dengan berlatih bersama rekan-rekan sedaerahnya di Klaten. Ia berharap kompetisi segera bergulir karena selama ini hanya menggantungkan penghasilannya dari bermain bola.

“Sebenarnya ada rencana buat usaha sampingan. Tapi malah kondisinya seperti ini dan bubar, jadi belum tahu,” keluh Andrid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya