Sport
Senin, 20 November 2023 - 10:19 WIB

Respons Polisi soal Petugas Tembakkan Gas Air Mata di Kericuhan Suporter Gresik

Rudi Hartono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom. (Istimewa/humas.polri.go.id).

Solopos.com, JAKARTA–Polisi mengeklaim proses menembakkan gas air mata saat ada kericuhan suporter seusai laga Gresik United vs Deltras FC dalam laga lanjutan Liga 2 2023/2024 di luar Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik, Jawa Timur, Minggu (19/11/2023) sore, sudah sesuai prosedur.

Hal itu disampaikan Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom, Senin (20/11/2023), merespons video viral petugas menembakkan gas air mata ke arah suporter yang sedang ricuh di luar stadion.

Advertisement

Netizen menganggap polisi tidak belajar dari Tragedi Kanjuruhan yang mengakibatkan 135 orang meninggal dunia.

Namun, ada juga warganet yang menyebut tindakan polisi tersebut sesuai prosedur karena peristiwa itu terjadi di luar stadion.

Dikutip Solopos.com dari laman resmi Polri, humas.polri.go.id, Senin, Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom sangat menyayangkan terjadinya kericuhan suporter.

Advertisement

Dia menyebut suporter yang ricuh dan terlibat ketegangan dengan petugas adalah suporter Gresik United.

Peristiwa ini mengakibatkan kerusakan material dan korban luka, baik dari pihak suporter maupun petugas polisi.

Dari kejadian tersebut 10 orang polisi menderita luka dan dirawat di rumah sakit setempat.

Sementara dari pihak suporter ada tujuh orang luka ringan yang akan diberikan rawat jalan (home visit) oleh tim dokter rumah sakit Bhayangkara.

Advertisement

“Dari suporter sudah dipulangkan dan dilakukan rawat jalan. Sementara, anggota Polri yang harus rawat inap sebanyak lima orang,” ujar Kapolres Gresik.

Dia menegaskan segera menyelidiki kejadian tersebut. Saat ini polisi masih mendalami kasus dan mengumpulkan bukti.

Kapolres menceritakan kericuhan dipicu oleh kekecewaan suporter Gresik United atas kekalahan tim kesayangan mereka dari Deltras Sidoarjo dengan skor 1-2.

Kekecewaan tersebut kemudian diekspresikan dengan melempari bus pemain Deltras Sidoarjo dengan batu.

Advertisement

Setelah itu petugas menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang disebut Kapolres Gresik sudah sesuai prosedur.

“Sehingga pihak Kepolisian mengambil langkah-langkah preventif dengan menembakkan gas air mata secara prosedur di luar stadion untuk membubarkan massa,” ucap Adhitya.

Pada sisi lain, PSSI mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk membahas kericuhan suporter seusai laga Gresik United vs Deltras FC.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Asprov Jawa Timur dan juga teman-teman suporter yang [berada] di Jawa timur untuk bersama-sama berkoordinasi dengan kawan-kawan di Gresik United dalam waktu dekat ini. Mungkin besok [Senin] teman-teman itu akan berkoordinasi dengan Polda Jawa Timur supaya kondisi kondusif, artinya kami saling bekerja sama,” kata Komite Ad Hoc PSSI Arya Sinulingga dalam keterangan resmi.

Advertisement

Berdasar video yang beredar di media sosial Twitter/X, petugas polisi menembakkan gas air mata ke arah suporter di luar lapangan.

Beberapa lama sebelum menembakkan gas air mata, sejumlah suporter mencegah polisi tersebut untuk tidak melakukannya.

Ada suporter yang meminta polisi itu ingat pada Tragedi Kanjuruhan (kerusuhan seusai laga Arema vs Pesebaya) yang mengakibatkan 135 orang meninggal dunia, 1 Oktober 2022 lalu.

“Pak, ingat [kejadian] Arema [Tragedi Kanjuruhan], Pak!” teriak suporter.

Akun X @tribunemelawan yang mengunggah video kerusuhan itu menginformasikan kerusuhan terjadi seusai laga Gresik United vs Deltras FC.

Berikut video yang diunggah pengguna akun tersebut:

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif