SOLOPOS.COM - Freddy Mulli (JIBI/Solopos/Nicolous Irawan)

Persis Solo bersiap menghadapi kompetisi Liga 2.

Solopos.com, SOLO — Musim lalu lini serang Persis Solo kerap dikritik karena tak terlalu tajam.  Sempat moncer di babak penyisihan Liga 2 dengan koleksi 21 gol, produktivitas Persis perlahan menurun dengan hanya mampu mencetak enam gol dari enam pertandingan di babak 16 besar.

Promosi Enjoy the Game, Garuda! Australia Bisa Dilewati

Ketajaman Tri Handoko dkk. semakin anjlok setelah hanya mengemas sebiji gol di babak delapan besar. Persis akhirnya harus melupakan impian promosi ke Liga 1 karena menjadi juru kunci Grup X.

Revolusi taktik pun digaungkan Freddy Muli di musim keduanya bersama Laskar Sambernyawa. Formasi 4-4-2 peninggalan Widyantoro yang menitikberatkan keseimbangan antarlini ditinggalkan, berganti taktik ofensif ala 4-2-3-1 dan 4-3-3. Jika melihat kelihaian Freddy menerapkan formasi itu saat menangani PSS Sleman musim lalu, harapan perbaikan produktivitas gol jelas sangat dinanti.

Musim kemarin Super Elja, julukan PSS, menjadi tim tertajam di penyisihan grup Liga 2 bersama Persebaya dengan torehan 27 gol dari 14 pertandingan. Meski ultraofensif, PSS hanya kebobolan enam gol sepanjang penyisihan yang menjadikan mereka juara Grup 3.

Freddy mengatakan formasi ala PSS bakal konsisten diterapkannya di Persis musim depan. “Pola permainan akan saya ubah dengan tiga striker sekaligus, home maupun away,” ujar Opa, sapaan akrab Freddy, saat ditemui wartawan di Mes Persis, Selasa (9/1/2018).

Keinginan Opa menerapkan trisula striker agaknya didukung dengan stok penyerang di tim yang melimpah. Kehadiran Johan Yoga dan Sunarto menambah deretan juru gedor Persis yang sebelumnya memiliki Tri Handoko, Chandra Waskito dan pemain muda, Roni Saputro.

Posisi target man bisa diberikan pada Johan Yoga atau Tri Handoko yang terbukti mampu menjadi striker petarung. Ada pun Sunarto, Chandra Waskito dan Roni bisa bermain lebih melebar menjadi winger. Dedi Cahyono dan Jalwandi juga bisa didorong menjadi penyerang sayap karena punya naluri mencetak gol.

“Di formasi 4-2-3-1 atau 4-3-3, kami butuh striker yang bisa mengoptimalkan tusukan dari kedua flank [sayap],” ucap Opa.

Pelatih asal Palopo ini juga menyiapkan strategi 3-5-2 atau 3-6-1 apabila ingin bermain aman. Formasi seimbang cenderung defensif itu juga bisa menjadi alternatif jika banyak pemain yang absen karena cedera atau skorsing.

Wakil Presiden Pasoepati, Ginda Ferachtriawan, mendukung perubahan formasi yang diterapkan Freddy Muli. Dia tak menampik suporter cemas dengan menurunnya ketajaman tim di paruh akhir musim lalu.

“Tentu suporter akan senang jika permainan Persis lebih ofensif dan atraktif, walaupun yang utama tetap hasil akhir. Kami kira pelatih perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan idenya,” kata dia saat dihubungi Solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya