Sport
Jumat, 30 September 2022 - 22:08 WIB

Rumput Lapangan Stadion Manahan Solo Terlihat Gersang dan Gundul, Ini Sebabnya

Ichsan Kholif Rahman  /  Tri Wiharto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rumput di lapangan Stadion Manahan Solo sedang menjalani perawatan sesuai dengan standar FIFA untuk menyambut Piala Dunia U-20 mendatang. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Pertandingan Persis Solo melawan PSM Makassar pada Kamis (29/9/2022) menimbulkan sejumlah pertanyaan terkait rumput lapangan di Stadion Manahan yang terlihat gersang dan gundul. Padahal, Stadion Manahan merupakan salah satu venue yang bakal digunakan sebagai tuan rumah gelaran Piala Dunia U-20 2023 mendatang.

Konsultan rumput Stadion Manahan, Rahayu, kepada Solopos.com, Jumat (30/9/2022), mengatakan saat ini rumput Stadion Manahan dalam perawatan setelah pengecekan dari FIFA pekan lalu. Rumput Manahan baru saja dipangkas menyusul pengecekan itu.

Advertisement

“Semoga laga Persis Solo pekan depan sudah hijau dan laju bola mencapai target. Semoga 20 hari lagi rumput sudah cantik kembali,” kata dia.

Rahayu menyebutkan FIFA memiliki standar untuk lapangan seperti tinggi tanaman rumput yakni 2 cm, warna yang menarik, ball roll yakni luncuran menggelinding bola minimal 6 meter, pantulan bola mininmal 40%, kekuatan rumput dari kerusakan atau traksi, media tanam, yakni tingkat drainasi, kehalusan pasir.

“Tanggal 23 September 2022 pengecekan FIFA untuk kedua kali dilakukan. Dalam menyambut pengecekan FIFA ini maka pemotongan pendek rumput, pembersihan dan pemadatan sangat penting untuk dilakukan. Selama ini rumput di Manahan tampil sangat cantik, namun masih tebal, yakni diatas 4 cm secara simultan,” kata dia.

Advertisement

Baca Juga: PSISa Salatiga Tak Gentar Hadapi Persibat Batang dalam Laga Penentuan Nasib

Menurutnya banyak faktor yang memperngaruhi tebalnya rumput seperti tingkat keseringan penggunaan lapangan, contoh ASEAN Para Games berikut seremonial, olahraga tradisional dan juga tari tarian, dengan beban pertandingan yang banyak.

Rumput yang tebal dapat mengurangi risiko kerusakan akibat pemakaian yang intensif dan memudahkan pemulihan dari kerusakan. Rumput yang tebal sangat melindungi pemain jika terjatuh maupun sleeding tetapi laju bola lambat dan menyebabkan pemain harus mengeluarkan tenaga lebih saat berlari.

Advertisement

Baca Juga: Pelatih Fisik Persis Solo Youth: Gaya Permainan Lama Sulit Hadapi Tipe Modern

Kondisi ini tidak sesuai dengan standar FIFA. Maka rumput dalam kondisi pendek dan keadaan permukaan tanah memudahkan bagi investigator FIFA untuk pengujian.

Pemulihan masa potong pendek untuk cantik kembali dengan tinggi berkisar 2,5 cm sehingga laju bola lebih cepat adalah berkisar tiga pekan.

“Jika sebelum tiga pekan sudah ada pertandingan, maka rumput belum cantik dan itu merupakan kompromi bagi lapangan untuk melayani berbagai pihak,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif