Sport
Selasa, 2 Juni 2015 - 09:40 WIB

SANKSI FIFA : Ini Beda Intervensi Pemerintah ke PSSI 2007, 2011, dan 2015

Redaksi Solopos.com  /  Mulyanto Utomo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sanksi FIFA untuk sepakbola membuat insan sepak bola menderita. Adal beda Intervensi kepada PSSI di 2007, 2011 dan 2015.

Solopos.com, JAKARTA — Sepak Bola Indonesia terus-terusan dilanda krisis. Teranyar PSSI akhirnya disanksi FIFA susai pemerintah lewat Kemenpora tetap keukeuh lakukan intervensi terhadap kegiatan dan aktivitas PSSI.

Advertisement

Krisis sepak bola bukan hal yang baru di Indonesia. Liputan6.com menyimpulkan ada tiga periode kepemimpinan terakhir PSSI yaitu 2007,2011 dan 2015, Indonesia terus-terusan digerogoti krisis.

1. 2007-2011
Inilah masa dimana sepak bola Indonesia memasuki periode baru kompetisi. Periode lahirnya Indonesia Super League (ISL) pada Kongres PSSI 2007. ISL menjadi kasta tertinggi sepak bola Indonesia setelah era perserikatan dan Galatama.

Advertisement

1. 2007-2011
Inilah masa dimana sepak bola Indonesia memasuki periode baru kompetisi. Periode lahirnya Indonesia Super League (ISL) pada Kongres PSSI 2007. ISL menjadi kasta tertinggi sepak bola Indonesia setelah era perserikatan dan Galatama.

Sedangkan di sisi organisasi, PSSI dikuasai oleh politisi asal Golkar Nurdin Halid. Bermodalkan pengalaman berorganisasi dan juga pernah mengelola PSM, Nurdin menjelma menjadi kekuatan yang “tak tersentuh” di era ini.

Di era Menpora Andi Mallarangeng juga ternyata cukup kritis dengan PSSI.Terbukti, pada 7 April 2011, Menpora mengeluarkan surat keputusan untuk membekukan PSSI. Ini terjadi di periode terakhir kepengurusan Nurdin. Andi Mallarangeng ketika itu menilai pengurus PSSI di bawah Nurdin Halid tidak kompeten, tidak bertanggung jawab, dan gagal menyelenggarakan kongres.

Advertisement

2.2011-2015
Inilah periode PSSI memasuki era baru. Djohar Arifin terpilih menjadi ketua umum PSSI sekaligus mengakhiri era Nurdin Halid. Di era ini pula Indonesia Premier League (IPL) mengukuhkan taringnya setelah sempat jadi kompetisi ilegal di 2010, saat pengurus belum berganti.

Namun era ini pula ditandai dengan munculnya dualisme di PSSI. Muncul dua PSSI karena La Nyalla Mattalitti membentuk Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI). Konflik terus berlangsung bahkan kompetisi pun ada dua yaitu ISL dan IPL.

Sikap pemerintah di periode ini, Menpora Andi Mallarangeng cukup bijak dalam mengawasi PSSI. Hubungan kedua instansi ini tergolong harmonis dan tak ada gejolak berarti. Karena Andi terjerat kasus korupsi Hambalang, pucuk pimpinan di Kemenpora pun beralih ke Roy Suryo. Roy ternyata berjasa besar menyatukan PSSI. Dia berhasil mengakhiri dualisme di PSSI dengan manis. PSSI pun kondusif karena hubungan harmonis ini.

Advertisement

3. 2015
Tahun ini merupakan momen-momen terakhir Djohar Arifin di masa kepemimpinannya. Kepemimpinan di PSSI beralih saat Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI digelar pada 18 April lalu.

Mantan Waketum PSSI, La Nyalla Mattalitti terpilih secara demokratis setelah memenangkan voting suara pemilihan ketum PSSI yang baru saat itu. Namun belum juga bekerja, La Nyalla sudah harus berhadapan dengan surat pembekuan Menpora dengan nomor 01307. Dimana ini merupakan buntut dari diabaikannya peringatan Menpora terkait diizinkannya Persebaya dan Arema Cronus tampil di ISL.

Tanda-tanda bakal dikeluarnya pembekuan dari Kemenpora sudah terlihat bahkan sejak 2014 kala Imam Nahrawi terpilih menjadi Menpora. Berawal dari dibentuknya Tim Sembilan, tanda-tanda PSSI bakal dibekukan terus terlihat. Menpora pun sempat usul Kongres PSSI diundur dengan alasan berdekatan dengan SEA Games. Hingga akhirnya muncul surat pembekuan PSSI tersebut.

Advertisement

Kisruh makin semrawut gara-gara pembekuan itu kompetisi QNB League dan Divisi Utama berhenti total. Klub sekarat karena tak mendapatkan pemasukan, pemain pun gigit jari karena tak dapat uang. Main tarkam pun dijadikan solusi untuk beberapa pemain agar bisa dapatkan uang. Kengototan Imam Nahrawi berbuah pahit karena Indonesia akhirnya disanksi FIFA. (JIBI/SOLOPOS)

Saat Menpora Imam Nahrowi melakukan sertijab dengan Roy Suryo. Ist/Liputan.com

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif