Sport
Kamis, 4 Juni 2015 - 22:25 WIB

SANKSI FIFA : Jokowi Pertanyakan Prestasi, JK: Sepak Bola Bukan Cuma Soal Prestasi

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wakil Presiden Jusuf Kalla (tengah). (JIBI/Solopos/Antara/Andika Betha)

Sanksi FIFA terus jadi polemik. Berbeda dengan Jokowi yang mempertanyakan prestasi PSSI, JK menyebut sepak bola bukan cuma urusan prestasi.

Solopos.com, JAKARTA — Sebagai olahraga yang melibatkan jutaan orang baik langsung maupun tidak langsung, Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap sepak bola nasional dapat terus berjalan. Dia ingin kompetisi segera bergulir.

Advertisement

Jusuf Kalla menuturkan sepak bola merupakan olahraga permainan, bukan olahraga terukur. Untuk mengetahui prestasi sepak bola, tim kesebelasan harus bertanding. “Saya kira pemerintah dan PSSI memang harus duduk sama-sama menyelesaikan masalah ini. Yang penting sepak bola jalan,” ujarnya di Kantor Wapres, Kamis (4/6/2015).

Selain dari perspektif prestasi, lanjut JK, sepak bola harus dipandang sebagai olahraga yang menjadi tumpuan hidup ribuan orang dan hiburan bagi jutaan masyarakat Indonesia. “Sepak bola komponennya terdiri dari pemain, pelatih, penonton, penjual kaos, penjual bakso, penjual karcis, satpam, macam-macam. Yang terlibat ratusan ribu, jutaan orang,” tuturnya.

Apabila kompetisi PSSI vakum dan timnas Indonesia dilarang berlaga di ajang internasional oleh FIFA, JK khawatir masyarakat makin terpaku pada kompetisi dan Timnas negara lain. “Sepak bola bukan hanya prestasi, tetapi kan dilihat sebagai hiburan masyarakat. Nanti kalau tidak ada kompetisi dalam negeri, semua orang hanya lihat MU, atau Barca, Chelsea,” pungkasnya.

Advertisement

Ucapan JK ini sangat berbeda arah dengan pernyataan Presiden Jokowi di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusumah, Jakarta, Sabtu (30/5/2015) sore. Jokowi mempertanyakan prestasi sepak bola apa yang diperoleh Indonesia di bawah PSSI dalam beberapa tahun terakhir.

“Perlu saya sampaikan. Coba dilihat dulu, selama 10 tahun prestasi kita tuh apa. Ini saya punya catatan. Nih, catatannya, dari 2002, 2006, 2010. Tidak lolos kualifikasi Piala Dunia. Asia saja tidak lolos. Piala Dunia, kemudian di Piala Asia, AFC 2004 sampai babak I, tahun 2007 juga babak I. Tahun 2011 tidak lolos kualifikasi di tingkat Asia.”

“Kemudian dilihat lagi peringkat di FIFA sejak 2012, karena saya punya semuanya. Tahun 2012 di angka 156 dari semua negara. Tahun 2013 peringkat 161, 2014 di nomor 159. Tahun ini juga sama, 159.”

Advertisement

“Melihat ceritanya harus lebar, seperti itu yang dilihat. Kita ini hanya ingin ikut event internasional, atau ingin prestasi? Kalau hanya ingin event internasional tapi selalu kalah. Saya tanya, lalu kebanggaan kita ada di mana?”

Seperti diketahui, Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nahrawi menerbitkan Surat Keputusan Menpora No.01307 tanggal 17 April 2015 tentang pembekuan PSSI. Akibatnya, kometisi Indonesia Super Leage tidak dapat terselenggara pada tahun ini dan FIFA menjatuhkan sanksi pelarangan bertanding bagi Timnas Indonesia di ajang internasional, kecuali Sea Games 2015 yang sedang bergulir.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif