SOLOPOS.COM - Salah satu aksi kreatif Pasoepati berupa koreografi di Stadion Galuh, Ciamis, Selasa (16/9/2014). Koreografi ini merupakan kali pertama dilakukan Pasoepati untuk mendukung Persis Solo di luar Stadion Manahan. (Imam Yudha/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO – Persis Solo dipastikan bakal berjuang sendirian saat menghadapi PSCS Cilacap pada lanjutan delapan besar Divisi Utama (DU) 2014 di Stadion Wijayakusuma, Cilacap, Sabtu (18/10/2014). Hal ini menyusul turunnya sanksi resmi dari PSSI serta larangan Panpel PSCS atas kehadiran suporter setianya, Pasoepati, ke Cilacap.

Dalam rilis yang diterima Solopos.com, Rabu (15/10/2014), Pasoepati mengaku telah mendapat surat resmi dari PSSI maupun Panpel PSCS. Dalam surat PSSI bernomor 166/DU/KD-PSSI/X-2014 tertanggal 9 Oktober itu, Pasoepati tak hanya dilarang hadir menyaksikan laga PSCS kontra Persis. Namun, PSSI juga melarang Pasoepati untuk menghadiri setiap laga tandang Persis selama enam bulan ke depan.

Promosi Berteman dengan Merapi yang Tak Pernah Berhenti Bergemuruh

Terkait surat ini, Pasoepati pun mengaku pasrah. Meski demikian, Pasoepati berniat mendesak manajemen Persis untuk mengajukan banding agar sanksi itu bisa dikurangi.

“Kalau ke Cilacap kami telah memutuskan untuk tidak hadir. Kami juga meminta seluruh anggota mematuhinya, baik dengan atau tanpa menggunakan atribut. Biar aturan PSSI ini kita ikuti dulu. Tapi setelah dari Cilacap ini, kami akan meminta manajemen mengunakan hak untuk mengajukan banding,” ujar wakil presiden Pasoepati, Ginda Ferachtriawan, saat menghubungi Espos, Rabu sore.

Ginda menilai sanksi dari PSSI itu sebenarnya tidak masuk akal. Pasalnya, hukuman diberikan tanpa memberi konfirmasi yang jelas lebih dulu kepada kelompoknya.

Hukuman Pasoepati diberikan menyusul kerusuhan yang terjadi antara Pasoepati dengan suporter Ciamis saat menyaksikan laga PSGC Ciamis kontra Persis di Stadion Galuh, 16 September lalu. Selain itu, PSSI juga memberi hukuman berdasar aksi penyalaan flare saat laga Persis di kandang Martapura FC, Stadion Demang Lehman, Banjar, Kalsel, Rabu (8/10) lalu.

“Saat di Ciamis kami ini adalah korban. Saat itu, kami diserang dan wajar jika kami melawan. Sementara untuk penyalaan flare di Martapura itu dilakukan oknum suporter yang di sana, kenapa kami yang di Solo yang kena hukuman. Selain itu, flare juga kabarnya dinyalakan saat pertandingan telah selesai, jadi tidak menyalahi aturan pertandingan,” beber Ginda.

Sementara, manajemen Persis mengaku kecewa dengan turunnya sanksi Pasoepati itu. Ia berharap sanksi itu tidak akan menjerat Pasoepati hingga berbulan-bulan lamanya.

“Jujur saja, kehadiran Pasoepati sangat berperan dalam mendongkrak mental pemain saat tampil di kandang lawan. Tapi, mau bagaimana lagi? Ini sudah menjadi sanksi yang harus dipatuhi, dari pada nanti Persis dapat sanksi tambahan dan tidak bisa menggelar laga kandang dengan penonton, kan justru lebih merugikan,” beber manajer Persis, Totok Supriyanto.

Tragedi Sleman

Di sisi lain, PSCS Cilacap mengaku tidak bermaksud melarang kehadiran Pasoepati. Apalagi selama ini, antara suporter PSCS, Lanus Mania dan Pasoepati memiliki hubungan yang sangat harmonis.

Namun, berdasar sanksi dari PSSI, manajemen PSCS pun harus memberikan larangan itu. Terlebih saat ini, kondisi Cilacap tengah berkabung karena baru saja kehilangan salah satu suporter Lanus Mania, M. Ikhwanudin, yang tewas akibat serangan kelompok suporter PSS Sleman, seusai menyaksikan laga timnya berlaga di Solo, Minggu (12/10).

“Kami berharap Pasoepati untuk mematuhi larangan ini. Biarkan kondisi Cilacap kondusif dulu. Kami janji laga di Cilacap nanti akan berjalan fair play, seperti yang terjadi saat kami bermain di Solo, Minggu kemarin. Jadi Pasoepati enggak perlu khawatir,” tutur ketua umum PSCS, Farid Ma’ruf kepada Solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya