SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Timnas U-23 yang berlaga di Sea Games 2013. (Antara)

Timnas U-23 yang berlaga di Sea Games 2013. (Antara)

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Solopos.com, JAKARTA — Tim nasional Indonesia U-23 di atas kertas memang masih punya peluang untuk lolos ke semifinal cabang olahraga sepakbola SEA Games 2013. Namun, secara realistis kans ‘Merah Putih’ dinilai sudah habis.

Dari empat laga sejauh ini, timnas hanya menuai satu kemenangan, satu kekalahan, satu hasil imbang; menang 1-0 atas Kamboja, kalah 1-4 dari Thailand, dan berimbang 0-0 atas Timor Leste.

Hasil itu membuat ‘Garuda Muda’ kini menghuni posisi tiga klasemen Grup B dengan empat poin, tertinggal tiga angka dari Thailand dan tuan rumah Myanmar yang bersaing ketat memperebutkan dua tiket lolos. Nah, timnas kini menyisakan satu laga lagi melawan Myanmar, Senin (16/12/2013) petang WIB.

Dengan situasi saat ini, Indonesia masih berpeluang lolos asalkan menang atas Myanmar sekaligus mengejar defisit selisih gol–Indonesia mencetak 2 gol dan kebobolan 4 gol (selisih gol -2) dan Myanmar mencetak 7 gol dan kebobolan 2 gol (+5). Sementara Thailand, yang juga punya selisih gol +5, diprediksi akan melenggang karena di laga terakhir berhadapan dengan Kamboja yang belum mampu meraih satu angka pun.

Menilik hal itulah Ferryl Raymond Hattu, kapten timnas yang meraih medali emas SEA Games 1991–medali emas terakhir Indonesia dari cabang sepakbola–menilai peluang tim besutan Rahmad Darmawan itu ke semifinal sudah habis.

“Timnas sudah pasti tidak lolos, finis. Mereka tidak akan bisa ke semifinal. Dengan syarat harus menang dengan banyak gol itu tidak mungkin,” tegas Ferryl dalam obrolan dengan detikSport.

“Timnas bikin peluang saja tidak bisa apalagi bikin gol. Dari tiga pertandingan sebelumnya, kapan timnas bisa membuat gol banyak. Sebaliknya Myanmar bisa membuat banyak sekali peluang gol,” analisis Ferryl.

Ferryl sendiri ternyata sudah memprediksi timnas tak bisa melenggang ke babak semifinal sejak melihat performa mereka dalam laga kedua melawan Thailand.

“Timnas ini tidak mempunyai modal utama, yakni stamina. Itu sangat terlihat dengan tidak adanya pola permainan yang jelas. Saya sempat berharap saat timnas lawan Kamboja. Mungkin hanya demam panggung, wajar kalau hanya bisa menang tipis. Tapi, saat lawan Thailand, timnas tak berkutik.”

“Semestinya tim pelatih, tidak hanya pelatih kepala, paham ada masalah besar sebelum berangkat ke Myanmar. Tim ini tidak siap menjalani turnamen dengan freetime yang pendek. Pertandingan awal saja sudah habis, bagaimana bisa mengontrol pertandingan-pertandingan berikutnya,” kritik Ferryl. (JIBI/Solopos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya