SOLOPOS.COM - Skuad Persis Solo (Istimewa/Ofisial Persis Solo)

Solopos.com, SOLO–Sejarah klub sepak bola Persis Solo, kontestan Liga 1 musim 2023/2024.

Persis Solo menjadi salah satu tim yang diperhitungkan pada Liga 1 musim 2023/2024. Ini merupakan musim kedua Laskar Sambernyawa berpartisipasi di kasta tertinggi kompetisi sepak bola Indonesia sejak era Liga 1.

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

Pada musim pertama berada di Liga 1 2022/2023, Persis Solo finis di posisi 10, capaian cukup baik bagi tim promosi. Bahkan, posisi akhir klasemen Persis Solo lebih baik dibanding PSIS Semarang, kontestan yang jauh lebih lama di Liga 1. Saat itu PSIS finis posisi 13.

Sebelum seperti sekarang, Persis Solo memiliki sejarah panjang di kancah sepak bola nasional.

Seperti namanya, Persis dibentuk di Kota Solo pada masa penjajahan Belanda yakni 8 November 1923 oleh Sastrosaksono. Persis lahir dengan nama Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB), perserikatan sepak bola di Solo.

Nama perserikatan itu diubah menjadi Persatuan Sepak Raga Indonesia Soerakarta (Persis) pada 1928. Pengubahan nama itu sebagai respons adanya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Lalu pada 1933 nama perserikatan disempurnakan, yakni kata sepak raga diubah menjadi sepak bola.

Dalam catatan sejarah, VVB yang merupakan cikal bakal Persis Solo menjadi salah satu klub yang ikut andail dalam pendirian Persatoean Sepak Raga Seloeroeh Indonesia (PSSI) pada 19 April 1930 di Joga atas prakarsa Soeratin Sosrosoegondo. PSSI pada masa itu cikal bakal PSSI yang sekarang, yakni Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia.

Saat itu, perwakilan VVB yakni Soekarno (bukan Bung Karno), bersama petinggi klub yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia berkoordinasi secara diam-diam untuk membentuk PSSI.

Berikut sejarah berdirinya Persis Solo berdasar informasi yang dikutip Solopos.com dari laman resmi klub, persissolo.id dan pasoepati.net, Jumat (7/7/2023).

8 November 1923

Sastrosaksono dari klub Mars serta Raden Ngabehi Reksohadiprojo dan Sutarman dari klub Romeo menginisiasi pembentukan VVB sebagai cikal bakal klub sepak bola kebanggaan warga Solo.

Didasari atas keyakinan ketiga tokoh tersebut bahwa permainan sepak bola dapat dimainkan oleh siapapun tanpa ada batasan tertentu.

28 Oktober 1928

VVB bereaksi atas momen Sumpah Pemuda 1928. Sejak itu VVB mengubah namanya menjadi Persatuan Sepak Raga Indonesia Soerakarta (Persis).

Perubahan nama ini adalah salah satu bentuk pengejawantahan nilai perjuangan dan persatuan yang terdapat dalam isi sumpah pemuda. Secara nonformal, nama Persis mulai digunakan klub.

12 Mei 1933

Nama Persis diresmikan oleh klub melalui musyawarah internal dan mulai digunakan secara resmi. Kata “sepak raga” dalam kepanjangan nama Persis kemudian berubah menjadi sepak bola.

19 April 1930

Persis ikut serta dalam pembentukan PSSI bersama enam klub lain yakni Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (BIVB), Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM), dan Madioensche Voetbal Bond (MVB).

Selain itu Perserikatan Sepak Raga Mataram (PSM), Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB), dan Voetbalbond Indonesische Jacarta (VIJ).

Terbentuknya PSSI berasal dari semangat perjuangan bangsa Indonesia untuk melawan imperialisme Belanda kala itu.

3 Juni 1994

Setelah sekian lama meredup dari kancah persepakbolaan tanah air, stadion Sriwedari jadi saksi kemenangan Laskar Sambernyawa setelah menaklukkan Persikab Bandung sekaligus mengunci gelar juara Divisi II pada 3 Juni 1994.

16 Agustus 2006

Persis Solo menjadi runner up Liga Divisi I dan berhasil masuk ke liga kasta tertinggi Indonesia, Divisi Utama 2007.

30 Desember 2021

Persis bangkit menuju kasta tertinggi sepak bola Indonesia setelah mendapat tiket promosi sebagai juara Liga 2 2021/2022. Di partai final, Laskar Sambernyawa berhasil mengalahkan Rans Cilegon FC untuk membawa trofi Liga 2 ke Kota Solo.

Saat ini, Persis Solo memiliki markas di Stadion Manahan yang berkapasitas hingga 35.000 penonton. Persis Solo juga memiliki Stadion Sriwedari sebagai pusat latihan tim.

Persis Solo mempunyai basis supporter yang sangat besar yang bernama Pasoepati. Pada masa sekarang Persis Solo mempunyai banyak basis suporter seperti Garis Keras (GK) , Surakartans (B6) , Ultras 1923 , Sambernyawa dan East Gate Crew.

Pada masa lalu, Persis Solo pernah meraih tujuh gelar juara di era perserikatan.  Berikut daftar prestasi Persis Solo di masa lalu:

  • Juara Perserikatan 7 Kali : 1935, 1936, 1939, 1940, 1941, 1942, 1943
  • Runner Up : 1937
  • Juara Divisi Utama Perserikatan : 1994
  • Runner Up Divisi Liga Utama Indonesia : 2006

Persis Solo menjadi kekuatan tersendiri di Liga Djarum 2007-2008. Mereka mendatangkan pemain-pemain besar, seperti Greg Nwokolo, Harry Saputra, Rudi Widodo, Alvin Kie, dan Frank Seator.



Persis Solo sempat mengendap cukup lama di kompetisi Divisi Utama dan Liga 2 Indonesia setelah terdegradasi pada 2008. Persis Solo kesulitan kembali ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

Baru pada 2021 Persis Solo dapat kembali promosi setelah menjadi juara LIga 2 Indonesia mengalahkan Rans FC.

Persis memiliki rival se-Jawa Tengah (Jateng) yakni PSIS Semarang selain PSIM Yogyakarta. Derbi Persis dan PSIS disebut Derbi Jateng.

Selain dengan kedua klub di atas, Persis juga mempunyai satu rival lagi yakni PSCS Cilacap. Derbi ini di sebut Derbi Jawa Tengah Selatan yang berdasar pada letak Kota Solo dan Cilacap yang terletak pada Jawa Tengah bagian selatan.

Persis Solo pernah melahirkan pemain-pemain muda bertalenta, dua di antaranya penjaga gawang Wahyu Tri Nugroho dan bek Wahyu Wijiastanto. Keduanya berhasil masuk dan membela timnas Indonesia.

Demikian sejarah Persis Solo klub kebanggan masyarakat Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya