Sport
Senin, 27 Oktober 2014 - 13:50 WIB

SEPAK BOLA GAJAH PSS VS PSIS : Inilah Borneo FC, Klub Yang Ditakuti PSS dan PSIS di Semifinal

Redaksi Solopos.com  /  Jumali  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dok)

 

Harianjogja.com, JAKARTA — Nama Borneo FC juga ikut diseret-seret dalam kasus lima gol bunuh diri antara PSS vs PSIS. Bukan apa-apa, PSS dan PSIS diduga sengaja mencetak gol bunuh diri untuk menghindari tim asal Samarinda tersebut.

Advertisement

Borneo FC adalah klub yang baru berdiri pada tahun 2014. Yang unik, mereka didirikan oleh kelompok suporter –dalam hal ini kelompok suporter Pusamania. Pada Maret 2014, mereka mengakuisisi klub Divisi Utama Perseba Bangkalan. Perseba selanjutnya berganti nama menjadi Pusamania Borneo Football Club.

Pusamania mengeluarkan dana sebesar Rp 3 miliar untuk membeli Perseba. Pusamania Borneo FC berada di bawah bendera PT Nahusam Pratama Indonesia dengan pemodal salah seorang pengusaha ternama di Samarinda, Said Amin. Selain pengusaha, Said Amin juga tercatat sebagai Ketua Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Kalimantan Timur.

Advertisement

Pusamania mengeluarkan dana sebesar Rp 3 miliar untuk membeli Perseba. Pusamania Borneo FC berada di bawah bendera PT Nahusam Pratama Indonesia dengan pemodal salah seorang pengusaha ternama di Samarinda, Said Amin. Selain pengusaha, Said Amin juga tercatat sebagai Ketua Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Kalimantan Timur.

“Kami mengeluarkan dana sekitar Rp 3 miliar. Kami ingin menyampaikan di sini bahwa ke depan, klub ini akan menjadi profesional dengan komposisi hingga 60 persen melibatkan pemain lokal,” kata pemilik klub, Nabil Husein Said Amin –putra dari Said Amin–, saat memberikan keterangan pers pada Maret lalu.

Kendati berstatus sebagai “tim bayi”, Borneo FC bukanlah tim tidak berduit. Mereka punya modal besar. Ini terbukti dengan kemampuan mereka menggaet Danilo Fernando yang dulunya memperkuat Persisam Samarinda dan gelontoran dana sampai sekitar 15 miliar rupiah untuk mengarungi satu musim kompetisi.

Advertisement

“Keseriusan kami juga kami tunjukan dengan melakukan seleksi 135 bibit pemain muda tidak hanya dari Samarinda, tapi juga ada kota-kota lainnya, sekarang sudah sisa 30 orang yang terbaik. Kami seleksi kembali untuk memperkuat tim,” lanjut Abdul Bahri.

Dengan fondasi kuat seperti itu, Borneo FC pun jadi salah satu tim terkuat di Divisi Utama Liga Indonesia musim ini. Mereka melaju sampai babak 8 besar Divisi Utama dan berada satu grup dengan Martapura FC, PSCS, dan Persis Solo.

Laga melawan Persis di Samarinda pada akhir pekan kemarin kemudian jadi pangkal masalah di pertandingan lain, yakni laga PSS vs PSIS. Persis mengklaim bahwa mereka mendapatkan teror dari pendukung Borneo FC saat hendak melakukan ujicoba lapangan dan enggan bermain. Alhasil, Borneo FC pun menang WO dan berak lolos ke semifinal Divisi Utama dengan status runner-up grup.

Advertisement

Lolosnya Borneo FC itu kemudian menghadirkan kejadian negatif di Pulau Jawa. Sampai menit ke-80, baik PSS maupun PSIS dikabarkan belum mengetahui bahwa Borneo FC menang WO. Di sinilah kejadian tidak mengenakkan terjadi.

Kedua kesebelasan sudah sejak awal menunjukkan keengganan bermain dan meraih kemenangan. Awal terjadinya parade gol bunuh diri dalam pertandingan itu di mulai pada menit 86. Pemain PSS, Hermawan Putra Jati, melakukan gol bunuh diri. Dua menit setelahnya, Agus Setiawan, juga membobol sendiri gawangnya, PSIS pun unggul 2-0 atas tuan rumah.

PSIS pun lantas merespons hal tersebut. Fadli Manan melakukan gol bunuh diri di menit 89. Gol itu lantas disusul dengan sepasang gol bunuh diri lainnya yang dibuat Komaedi pada menit 90 dan masa injury time. Alhasil tercipta lima gol bunuh diri dalam selang sekitar enam menit saja. Saat gol bunuh diri kedua, Komaedi juga sedikit melakukan perayaan.

Advertisement

PSS pun akhirnya menang dengan skor 3-2, dan dipastikan menjadi juara grup dengan koleksi 14 poin, unggul tiga poin dari PSIS. Dengan demikian, PSS –berkat tiga gol bunuh diri pemain PSIS– menjadi juara grup dan bakal menghadapi Borneo FC di semifinal.

Sampai saat ini, baik PSS maupun PSIS belum bisa dimintai keterangan terkait alasan mereka terlibat dalam insiden lima gol bunuh diri itu dan dugaan mereka menghindari Borneo FC. Sementara itu, PSSI, lewat Sekjen Joko Driyono, telah mengatakan akan melakukan investigasi terhadap laga PSS vs PSIS tersebut.

“Kami akan melakukan investigasi. Masalah ini serius. Ini seperti ada indikasi pengaturan skor,” ungkap Joko melalui pesan singkat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif