Sport
Kamis, 21 April 2022 - 21:31 WIB

Sepak Bola, Perempuan, dan Kesetaraan Gender

Ichsan Kholif Rahman  /  Tri Wiharto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Timnas Sepak Bola Putri Indonesia (Twitter/PSSI)

Solopos.com, SOLO – Sepak bola menjadi olahraga yang digrandrungi berbagai kalangan mulai dari laki-laki bahkan perempuan. Tak dipungkiri, saat ini banyak perempuan yang hadir ke stadion secara langsung untuk menyaksikan sebuah tim sepak bola berlaga.

Hal itu menjadi warna tersendiri di dunia sepak bola. Peringatan Hari Kartini pada Kamis (21/4/2022) menjadi refleksi bagi kaum perempuan di Indonesia khususnya dalam sepak bola. Komunitas pendukung Persis Solo, Campus Bois, memiliki pandangan tentang sepak bola, perempuan, Dan kesetaraan gender.

Advertisement

Anggota Campus Bois, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMS, Muhammad Annas, kepada Solopos.com, mengatakan melihat sejarahnya pada 1981, Iran memberi larangan kepada perempuan untuk hadir secara langsung ke stadion.

Menurutnya, hal itu seakan menunjukkan bahwa atmosfer di dalam stadion atau arena olahraga tidak cocok secara moral. Kritik serta protes pun silih berganti datang atas keputusan yang dikeluarkan Iran tersebut. Setelah berjalan hampir 38 tahun, pada akhirnya para kaum hawa bisa kembali menikmati euforia di tribune stadion secara langsung.

Advertisement

Menurutnya, hal itu seakan menunjukkan bahwa atmosfer di dalam stadion atau arena olahraga tidak cocok secara moral. Kritik serta protes pun silih berganti datang atas keputusan yang dikeluarkan Iran tersebut. Setelah berjalan hampir 38 tahun, pada akhirnya para kaum hawa bisa kembali menikmati euforia di tribune stadion secara langsung.

Baca Juga: Mantap, Irfan Jauhari Cetak Gol, Timnas U-23 Menang 4-2 di Korea

Annas menyebut jika mengulas kembali kasus itu, hal itu bertentangan dengan tentang kesetaraan gender. Dia menyatakan menurut Robert Stoller gender secara istilah yaitu behavioral differencesperbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial.

Advertisement

Tak hanya persoalan laki-laki saja yang berkecimpung di dunia tersebut, ada pun peran dari gender sendiri salah satunya menampik akan hal tersebut. Bahwasannya keseteraan gender memang perlu gencar dibangun.

“Kesetaraan gender merupakan kesamaan kondisi bagi laki-laki atau perempuan guna memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berpartisipasi dalam kegiatan politik, sosial budaya, pendidikan, serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan,” kata dia.

Baca Juga: Buntut Kasus Minyak Goreng, Persis Akhiri Kerja Sama dengan Wilmar

Advertisement

Sehingga terwujudnya kesetaraan gender tersebut ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki. Dengan begitu mereka memiliki kesempatan berpartisipasi dan memperoleh manfaat yang adil dan sama.

Sementara itu, Mahasiswa Fakultas Hukum UNS Solo, Dimas Aditya, menyebut saat ini konsep kesetaraan gender juga dirasa sudah semakin tampak dalam kehadiran perempuan di sepak bola, tak jarang perempuan menjadi pemain ataupun suporter yang setia mendukung tim kebangaan berlaga.

Hal ini semakin menguatkan bahwa di dalam sepak bola saat ini tak memandang usia, status sosial hingga gender itu sendiri. Persepakbolaan di Tanah Air kini semakin menunjukkan angin segar bagi siapa pun.

Advertisement

“Tim-tim lokal juga sudah mulai membentuk tim perempuan dan bahkan semenjak 2019 kompetisi Liga perempuan berjalan kembali.

Baca Juga: Skuad Persis Mulai Diliburkan, Setelah Lebaran Pengumuman Pemain Anyar

Tak hanya dari sisi pemain, suporter perempuan sudah menjalar ke lingkup perempuan. Mereka hadir ke stadion untuk mendukung tim kebangaan berlaga sama halnya dengan para laki-laki,” kata dia.

Dimas mengatakan sepak bola bersifat universal atau luas yang berarti siapa saja tanpa memandang ras, suku, strata sosial hingga gender.

“Semoga dunia persepakbolaan di Indonesia semakin menjunjung nilai-nilai perbedaan yang dapat bisa lebih dipahami. Di hari Kartini ini besar harapan menumbuhkan semangat juang lebih kepada para perempuan di luar sana. Jadikan sepak bola, tribun stadion aman bagi siapa tanpa memandang perbedaan,” imbuh dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif