Solopos.com, SOLO—Berbagai elemen suporter Solo menggelar doa bersama mengenang setahun Tragedi Kanjuruhan di kawasan Patung Soekarno Stadion Manahan Solo, Senin (2/10/2033) malam. Hal ini sekaligus sebagai upaya menuntut keadilan bagi 135 korban meninggal dunia tragedi tersebut.
Seratusan suporter membawa tulisan Stay Strong Arek Malang, 135+ Bukan Sekadar Angka.
Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat
Tulisan itu terpasang di pagar Gate A Stadion Manahan. Suporter yang berdoa bersama semua memakai baju serba hitam dan membawa lilin yang menyala simbol duka.
Dalam kesempatan ini, beberapa perwakilan suporter menyampaikan orasi. Setelah itu, mereka berbondong-bondong menyalakan lilin sambil mendoakan para korban. Lilin-lilin itu diletakkan di tulisan Kanjuruhan Belum Tuntas yang penuh bunga.
Suporter juga membawa tulisan Tetapkan 1 Oktober sebagai Hari Duka Sepak Bola Nasional. Spanduk ini juga terpasang saat Persis Solo menjamu Persija Jakarta pada (30/10/2023) lalu.
Salah satu peserta aksi Ivan Bogdanov mengatakan aksi ini merupakan kepedulian suporter untuk mengenang Tragedi Kanjuruhan. Aksi ini merupakan aksi solidaritas oleh berbagai elemen suporter dan masyarakat Solo.
“Jadi di sini teman-teman tidak ada yang saling kenal, tapi atas kepedulian mungkin ada gerakan dari sosmed menyebabkan kawan kawan menjadi satu. Meski berbeda latar belakang, berbeda background, asal kamipun juga berbeda. Tapi, ketika di sini berbicara terkait tragedi kita sama-sama sepakat bahwa 1 Oktober patut dikenang,” ujar Ivan.
Ia menambahkan aksi ini juga menjadi bahan refleksi agar seluruh suporter tidak lupa mengingat penanganan kasus Tragedi Kanjuruhan belum selesai.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
