Solopos.com, KUDUS – Tak hanya diselenggarakan di Kudus, MilkLife Soccer Challenge juga akan menggaet para talenta-talenta muda pesepak bola putri di kota lain di Jawa Tengah mulai dari Soloraya, Semarang, hingga DIY.
Hal tersebut lantaran animo peserta yang cukup tinggi pada gelaran turnamen yang digagas oleh Bakti Olahraga Djarum Foundation dan MilkLife ini pada tahun 2023 di batch 1 dan batch 2. Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, mengatakan, rencana penyelenggaraan MilkLife Soccer Challenge di sejumlah kota di Jawa Tengah karena sambutan positif dari para kepala sekolah, guru, hingga orang tua.
Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo
Mereka ingin peserta didik memiliki wadah untuk pengembangan bakat nonakademis melalui olahraga sepak bola. Sejalan dengan hal itu, Yoppy berharap turnamen ini menjadi kawah candradimuka untuk menemukan bibit-bibit atlet sepak bola putri Indonesia yang unggul.
“Saya memberikan garansi MilkLife Soccer Challenge akan terus berlanjut. Tidak hanya di Kudus, kita juga akan mengajak sekolah-sekolah yang ada di Soloraya maupun kota-kota besar lainnya untuk ikut dalam turnamen sepak bola putri di level grassroot ini. Sehingga ekosistem sepak bola putri di Indonesia memiliki pondasi yang kokoh,” sebut Yoppy.
Yoppy mengungkapkan setelah MilkLife Soccer Challenge sukses digelar di Kudus serta kota-kota lain di Jawa Tengah, ke depannya turnamen ini juga akan diselenggarakan di sejumlah kota di Jawa Tmur, Jawa Barat hingga Jakarta. Menurutnya, sepak bola putri memiliki potensi yang besar untuk menorehkan prestasi di tingkat internasional.
Oleh karena itu, Bakti Olahraga Djarum Foundation dan MilkLife berkomitmen untuk membangun mata rantai ekosistem pengembangan sepak bola putri yang dimulai dari kelompok usia U-10 dan U-12. “Untuk mempopulerkan sepak bola putri di kalangan siswi SD tersebut, MilkLife Soccer Challenge dijadwalkan bergulir sebanyak tiga hingga empat kali dalam setahun. Kami berharap agar pengembangan sepak bola putri di Tanah Air dapat merata mulai dari kota-kota besar hingga pelosok daerah,” tuturnya.
Bak pisau yang harus selalu diasah agar menjadi tajam, melalui MilkLife Soccer Challenge yang terlaksana secara berkelanjutan, kemampuan para siswi dalam mengolah si kulit bundar di lapangan akan terus berkembang. Terlebih sebelum digelarnya turnamen, para guru akan menjalani MilkLife Coaching Clinic untuk mempelajari kemampuan dasar mengenai sepak bola dari Coach Timo Scheunemann. Setelah itu, mereka akan melatih anak didik dan membentuk tim di sekolah masing-masing.
“Kami berharap agar para pesepak bola putri U-12 dan U-10 memiliki prestasi ke jenjang lebih tinggi. Sehingga akan membanggakan jika suatu saat nanti ada pemain nasional yang lahir dari MilkLife Soccer Challenge ini,” imbuh Yoppy.
Sementara itu, MilkLife Soccer Challenge 2023 Batch 2 yang diselenggarakan di Supersoccer Arena, Rendeng, Kudus, telah memasuki hari ketiga untuk babak penyisihan. Tensi pertandingan semakin tinggi karena ratusan tim yang berlaga saling adu kemampuan demi meraih kemenangan dan melanjutkan langkah ke babak berikutnya.
Salah satu peserta yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) NU Sholahiyah Pedawang, Safana Zahra Nurdeta, merasa senang bisa ikut bertanding pada MilkLife Soccer Challenge. Sebab kesempatan ini menjadi pengalaman baru baginya untuk unjuk kebolehan di hadapan penonton ramai. Terlebih, berlatih sepak bola menjadi kegiatan baru dalam keseharian Safana.
“Seneng banget bisa kenal dengan teman-teman dari sekolah lain, ketemu dengan orang banyak. Ini baru pertama kali, jadi lebih berani. Saya juga jadi senang sepak bola dan tidak keberatan untuk latihanrutin sepulang sekolah,” kata Safana peserta dari kelompok usia U-10.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
