Sport
Selasa, 28 Maret 2023 - 11:34 WIB

Solopos Hari Ini: Tunggu Suara PSSI dan FIFA 

R. Bambang Aris Sasangka  /  Ayu Prawitasari  /  M. Faisal Nur Ikhsan  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Selasa (28/3/2023).

Solopos.com, SOLO – Kepastian nasib penyelenggaraan Piala Dunia FIFA U-20 di Indonesia masih belum jelas hingga kini. Baik PSSI maupun FIFA sama sekali belum memberikan pernyataan resmi di tengah aneka kabar dan pernyataan yang simpang siur. 

Dalam perkembangan terbaru, Piala Dunia FIFA U-20 bahkan disebut bakal dipindah ke Peru di Amerika Selatan. Informasi terkait hal tersebut disampaikan oleh mantan pengurus PSSI, Yesayas Oktavianus. Dia menjelaskan pemerintah Indonesia sudah menerima surat pembatalan turnamen itu dari FIFA. Lebih lanjut, FIFA disebut sudah menunjuk Peru sebagai tuan rumah pengganti Piala Dunia U-20 2023. Sebelumnya, negara tersebut telah ditetapkan sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023.  

Advertisement

“Sebetulnya, pemerintah sudah mendapatkan surat pembatalan itu dari FIFA. Akan tetapi, mereka belum mau muncul untuk memberikan pernyataan kepada rakyat Indonesia,” ujar Yesayas dalam sebuah perbincangan di podcast Good Radio Jakarta, Senin (27/3/2023).

“Mungkin pemerintah sedang melakukan lobi-lobi tingkat tinggi di balik ini semua, sehingga mereka butuh sedikit waktu lagi untuk sampai kepada kesimpulan akhir. Apakah mereka menerima dan menyerah terhadap keputusan dari FIFA itu atau mereka tetap ngotot Indonesia menjadi tuan rumah,” sambungnya. 

Advertisement

“Mungkin pemerintah sedang melakukan lobi-lobi tingkat tinggi di balik ini semua, sehingga mereka butuh sedikit waktu lagi untuk sampai kepada kesimpulan akhir. Apakah mereka menerima dan menyerah terhadap keputusan dari FIFA itu atau mereka tetap ngotot Indonesia menjadi tuan rumah,” sambungnya. 

Pelaksana tugas Menteri Pemuda dan Olahraga (Plt. Menpora) Muhadjir Effendy menyebut pengajuan syarat yang diberikan Indonesia kepada Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) terkait keikutsertaan Israel di Piala Dunia U-20 tidak mendapat titik temu. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Selasa (28/3/2023).

Petaka Petasan Tak Bikin Kapok

Advertisement

Sebelumnya, pengguna media sosial di wilayah Kabupaten Magelang menyebutkan bahwa ledakan akibat petasan itu terdengar cukup keras. Bahkan, suara ledakan terdengar hingga wilayah Kota Magelang, Kajoran, juga Mertoyudan yang jaraknya mencapai belasan kilometer dari lokasi sumber ledakan. 

Korban tewas diidentifikasi bernama Mufid, 33, warga Dusun Junjungan, Desa Giriwarno, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, yang sehari-hari bekerja sebagai tukang batu. Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah, Irjen Ahmad Luthfi, langsung mendatangi lokasi terjadinya ledakan itu untuk memantau proses penyelidikan.

Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Tengah telah melakukan pemeriksaan pada jenazah korban meninggal. Sebagian potongan tubuh korban yang meninggal dunia masih belum ditemukan. Untuk itu, pihak kepolisian masih bakal terus melakukan proses investigasi. 

Advertisement

Luthfi menyampaikan hasil pemeriksaan sementara, korban hendak membuat atau mercaik mercon yang bahan meraciknya korban pesan dari orang di Tegalrejo. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Selasa (28/3/2023).

Setop Pemborosan Makanan

JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebutkan perilaku pemborosan pangan berdampak terhadap berbagai aspek, salah satunya merugikan ekonomi Tanah Air hingga lebih dari dari Rp550 triliun. Bapanas minta warga menghentikan perilaku pemborosan makanan, terutama masuk Bulan Ramadan tahun ini.

Advertisement

Pada tahun 2020, Indonesia sudah memasuki sinyal darurat sampah makanan. Pada tahun sebelumnya, Indonesia merupakan penghasil sampah makanan terbesar nomor 2 di dunia setelah Saudi Arabia.

Mengutip laman fe.unnes.ac.id yang diakses, Senin (27/3/2023), 1/3 dari makanan yang diproduksi untuk konsumsi manusia di dunia dibuang sebagai sampah. Jika dihitung maka jumlahnya mencapai 1,3 miliar ton setiap tahun.

Nilai sampah makanna yang terbuang diperkirakan mencapai US$ 680 miliar untuk negara maju dan US$310 miliar untuk negara berkembang. Di sisi lain, 795 juta manusia di dunia menderita kelaparan. Total sampah yang dihasilkan setiap tahunnya sebenarnya dapat menghidupi 2 miliar orang di dunia. Selengkapnya di halaman Ekonomi Bisnis Harian Solopos edisi Selasa (28/3/2023).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif