SOLOPOS.COM - Ponaryo Astaman (wikipedia.org)

Sportainment ini tentang kisah Ponaryo Astaman yang mencoba kuliner Solo.

Solopos.com, SOLO – Para pemain Borneo FC melakoni latihan di Solo untuk persiapan ke babak delapan besar Piala Jenderal Sudirman, 12-20 Desember di Sleman, DIY. Cuaca terik Kota Bengawan tak menghalangi mereka untuk melakukan latihan dengan keras.

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

“Panas sudah biasa, memang kami tujuannya ke Solo untuk peningkatan kondisi fisik, jadi saya rasa tidak masalah,” ujar pemain bertanan Borneo FC, Ponaryo Astaman, saat berbincang dengan  seusai latihan di Stadion Sriwedari, Senin (6/12/2015).

Mumpung beberapa hari tinggal di Kota Bengawan, Ponaryo menyempatkan diri berwisata kuliner. Berbagai makanan dia cicipi, termasuk tengkleng. Pemain kelahiran Balikpapan bahkan memiliki cerita menarik ketika mencoba masakan di salah satu warung tengkleng Pak Manto yang terletak di Jl. Honggowongso, Solo.

” Pak Manto ternyata masih saudara jauh saya, dari Pak Manto-nya, saudaranya dia, saudara jauh saya,” ujar pria yang akrab disapa Popon itu penuh semangat.

Usia Ponaryo tergolong senja untuk ukuran pemain bola profesional. Makanya, ketika ditanya apakah tertarik mengikuti para pemain sepak bola Tanah Air yang hijrah keluar negeri selama vakum kompetisi, pria berusia 36 tahun itu memiliki jawaban singkat.

“Wah itu sudah bukan masanya saya lagi,” ujar mantan gelandang Persija Jakarta itu.

Terpilihnya Solo sebagai homebase Borneo dalam persiapan ke babak delapan besar Piala Jenderal Sudirman, tak lepas dari peran serta sang pelatih Kas Hartadi.

Pelatih asal Solo itu memilih Kota Bengawan menjadi lokasi latihan Hamka Hamzah dkk. sebelum turun di delapan besar Grup E di Sleman. Campur tangan Kas untuk membantu latihan tim terlihat jelas, salah satunya dengan menyewakan mobil pribadinya sebagai transportasi Diego Michiels cs. dari hotel menuju lokasi latihan.

“Mobil itu biasa dipakai anak-anak di akademi saya, kebetulan akademi saya lagi libur, jadi ya dipakai saja,” terang pelatih yang bermukim di Sukoharjo tersebut.

Selama berlatih di Solo, Kas membiarkan anak didiknya menikmati suasana dan kebudayaan Kota Bengawan. “Habis latihan seperti ini, pemain boleh ke mana saja, asal bisa kontrol diri, jam 10 baru mereka harus balik” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya