Sport
Jumat, 9 Juli 2010 - 11:24 WIB

Sundulan bersejarah Tarzan

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

DURBAN–Gol dari sundulan kepala bertenaga yang mengirim Spanyol menginjakkan kaki kali pertama di final Piala Dunia, mungkin akan selalu menjadi kenangan indah tak terlupakan bagi sang penyundul, Carles Puyol.

Sundulan bersejarah tersebut bisa menjadi penutup sempurna karier Puyol yang kemungkinan besar akan pensiun dari tim nasional setelah gelaran Piala Dunia 2010. Bek veteran berusia 32 tahun tersebut mengatakan akan membuat sebuah keputusan mengenai masa depannya bersama tim nasional setelah final.

Advertisement

Jika bek sentral Barcelona tersebut memutuskan pensiun dari kancah internasional, maka dia akan pergi dengan meninggalkan sesuatu yang bersejarah bagi La Furia Roja, julukan Spanyol. Gol tunggal kemenangan Spanyol ke gawang Jerman yang tercipta dari sundulan kepala Puyol di menit ke-73, merupakan gol ketiga pemain berjuluk Tarzan tersebut dalam 89 penampilannya bersama Spanyol.

“Setelah segala yang telah dia berikan kepada tim nasional, dia pantas mendapatkan sebuah gol seperti itu. Apa yang dia bawa ke sini sangat mengagumkan dan tak ada hadiah yang lebih baik dari menempatkan kami ke final,” ujar rekannya di barisan pertahanan Spanyol, Joan Capdevila dilansir yahoosports.com, kemarin.

Saat rekan-rekannya melontarkan komentar, Puyol seperti biasa bungkam setelah pertandingan di Moses Mabhida, Durban. Membiarkan rekan-rekannya membicarakan tentang gol penting bagi seorang pemain yang telah merasakan kesuksesan di setiap level kompetisi bersama klubnya Barcelona dan merasakan kemenangan bersama Spanyol di Euro 2008.

Advertisement

“Mari berharap dia akan mencetak gol lagi dan memberikan kami kemenangan lainnya,” sebut striker David Villa yang saat ini telah mengemas lima gol di Afrika Selatan.

Di level klub, Puyol juga pernah menciptakan gol lewat sundulan seperti yang dilakukannya ke gawang Jerman saat Barcelona menggulung musuh bebuyutan mereka di La Liga, Real Madrid 6-2 pada tahun 2009.

“Mencetak gol dari sebuah sepak pojok menghadapi Jerman jelas sangat sulit. Namun Carles melakukannya dengan bagus dalam pertandingan yang ditentukan oleh detail terkecil,” pungkas Capdevilla.

Advertisement

JIBI/SOLOPOS/anh

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif