SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Solopos.com, SUKOHARJO – Suporter setia Persiharjo Sukoharjo tak terlalu menuntut manajemen klub memaksakan diri maju dalam kompetisi Liga 3 musim depan. Minimnya dana dan tidak matangnya persiapan klub justru dikhawatirkan akan merugikan pemain jika manajemen tetap ikut berkompetisi di kasta ketiga sepak bola Indonesia tersebut.
Para suporter yang tergabung dalam Soekohardjo Fans memilih menunggu atmosfer persepakbolaan di Sukoharjo membaik terlebih dahulu. Mereka menuding, acuhnya Bupati Sukoharjo menjadi momok yang membuat seluruh aktivitas sepak bola, khususnya Persiharjo tak berkembang atau justru mengalami kemunduran.
“Teman-teman menunggu pergantian Bupati. Karena Bupati tidak suka olahraga, apalagi Persiharjo,” ujar Korlap Soekohardjo Fans, Galang, saat dihubungi Solopos.com, Selasa (18/12/2018).
Ia mengatakan sudah menjelaskan perihal itu kepada pengurus Persiharjo yang baru. Menurutnya, Persiharjo tak harus memaksakan diri mengikuti Liga 3 tahun lalu. Namun, manajemen nekat hingga akhirnya klub dari Kota Makmur harus menerima pil pahit kegagalan.
“Sebagai suporter, kami tetap mendukung klub sepak bola kesayangan,” ungkapnya.
Ia mendengar selama musim kompetisi 2018, dana dari Persiharjo belum mencukupi gaji pemain. Informasi terakhir yang ia terima, manajemen masih menunggak gaji pemain.
“Harapannya biar begini dulu. Nanti kita tunggu Bupati baru yang cinta Persiharjo dan mau mengembangkan klub ini. Juga kalangan pengusaha yang siap menyokong dana. Musim 2019 tidak main tidak apa-apa. Kalau memaksanakan, kasihan pemain kalau sampai tak gajian. Itu malah jadi beban buat suporter,” papar dia.
Sementara ini, suporter sudah membuat gerakan arus bawah dengan menjual merchandise seperti kaus dan lainnya. Selain untuk menghimpun dana, kegiatan itu menjadi kampanye agar masyarakat mencintai Persiharjo.
“Kami kembangkan agar barang-barang itu bisa diakses oleh warga Sukoharjo di perantauan. Mereka bisa bangga. Pulang ada greget untuk mendukung Persiharjo,” tutupnya.