SOLOPOS.COM - ilustrasi
ilustrasi
JOGJA—Tim pra-PON pencak silat DIY berhasil menyabet tiga emas, dua perak dan satu perunggu dalam pra-PON yang diselenggarakan di Nusa Tenggara Barat (NTB), 23-27 Januari.
Ketiga emas itu didapat dari kelas B putri, F putra dan H putra. Sedangkan dua perak didapat dari kelas A putra dan E putra. Sementara itu satu perunggu didapat dari kelas seni beregu putri.
Pelatih DIY, Ambar Setyawan mengaku pihaknya puas dengan pencapaian tersebut karena telah melampaui target yang ditentukan. “Kami sebenarnya hanya menargetkan dua emas tapi ternyata kami mampu melampuinya,” papar dia ketika menghubungi Harian Jogja, Kamis (26/1).
Pelatih DIY, Ambar Setyawan mengaku pihaknya puas dengan pencapaian tersebut karena telah melampaui target yang ditentukan. “Kami sebenarnya hanya menargetkan dua emas tapi ternyata kami mampu melampuinya,” papar dia ketika menghubungi Harian Jogja, Kamis (26/1).
Ambar menambahkan penampilan anak-anak asuhannya sangat membanggakan. Para pesilat yang turun dinilai mampu bermain maksimal serta pantang menyerah.
“Kami meloloskan lima pesilat ke PON dari kelas tarung. Meskipun seni beregu putri kami dapat perunggu tapi tidak lolos PON,” imbuh dia.
Ambar mengaku agak kecewa karena hanya mampu meloloskan lima pesilat. Untungnya dalam pra-PON tersebut tidak ada atlet DIY yang cedera.
Dari hasil pra-PON ini diakui teknik dan mental anak-anak asuhannya sudah mumpuni. Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) PON, katanya, tinggal mempertahankan dan memantapkan performa pesilat.
Tim DIY rencananya akan bertolak dari NTB pada Sabtu (28/1). Sebelum berjibaku mengikuti Puslatda, para pesilat diberikan kesempatan rehat untuk pemulihan selama satu minggu.
Prestasi Pesilat DIY di Ajang Pra-PON
Emas:
1. B putri: Erna Suryanti
2. F putra: Nowo Tri Purnomo
3. H putri: Reza Hardyansyah
Perak:
1. A putra: Laode Marsawin
2. E putra: Bayu Iswana
Perunggu:
Seni beregu putri: Gayuh/Dina/Novi
Syarat lolos PON
Kategori seni: peringkat satu sampai dua
Kategori tarung: peringkat satu sampai tiga
(Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)