Sport
Rabu, 8 Agustus 2012 - 10:57 WIB

Terima Rasionalisasi Gaji, Bizarro Minta Maaf

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Eduardo Bizarro saat berada di Jogja belum lama ini (JIBI/Harian Jogja/Arif wahyu)

Eduardo Bizarro saat berada di Jogja belum lama ini (JIBI/Harian Jogja/Arif wahyu)

JOGJA—Bek Persiba Bantul, Eduardo Bizarro, menjadi pemain pertama yang menerima kebijakan rasionalisasi gaji yang digulirkan konsorsium. Pemain asal Brazil itu rela menghanguskan empat bulan gajinya selama berkiprah bersama Laskar Sultan Agung, julukan Persiba.

Advertisement

Setelah beberapa kali mendatangi kantor konsorsium di Jakarta, Bizarro terpaksa menerima keputusan pahit. Rasionalisasi dua kali gaji mau tidak mau diterimanya. Padahal seharusnya konsorsium masih berutang enam kali gaji, karena kontrak Bizarro baru berakhir September. Dengan alasan butuh biaya pulang kampung, dia setuju tawaran konsorsium dan langsung mengambil jatah dua bulan gaji.

“Konsorsium tidak mau bernegosiasi menaikkan tawaran. Akhirnya saya tidak bisa berbuat apa-apa dan menyetujui tawaran mereka,” ujar Bizarro kepada Harian Jogja, Selasa (7/8).

Setelah gaji ada di tangan, kekhawatiran hebat justru menghinggapi Bizarro. Mantan pemain Persibo Bojonegoro itu takut apabila keputusan yang diambilnya berimbas buruk terhadap rekan setimnya. Setelah dia luluh, buhan mustahil trik serupa akan diterapkan konsorsium terhadap pemain Persiba lainnya.

Advertisement

“Saya tak bisa berbuat apa-apa lagi selain menyetujui keputusan berat itu. Saya butuh ongkos untuk pulang kampung, di sana saya juga punya keluarga, istri dan dua anak. Sementara hanya dengan cadangan uang ini saya bisa pulang,” tandasnya.

Dua kali gaji yang dibayarkan konsorsium sebenarnya tak cukup untuk bekal pulang. Seandainya tak memiliki agenda menengok keluarga, Bizarro mengaku bakal menolak mentah-mentah keputusan itu. “Saya benar-benar minta maaf kepada teman-teman. Ini semua saya lakukan karena desakan kebutuhan,” pungkasnya.

Bizarro sudah setahun lebih tidak bertemu dengan keluarganya di Negeri Samba. Rencana mudik sudah diagendakan sejak jauh hari. Namun semuanya berantakan gara-gara gaji tersendat. Padahal ia hanya mengandalkan gaji itu sebagai bekalnya untuk pulang kampung.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif