SOLOPOS.COM - Pembalap Repsol Honda Marc Marquez (kiri) sebelum tampil di MotoGP Italia 2023 di Sirkuit Mugello, Minggu (11/6/2023). (Instagram/@marcmarquez93).

Solopos.com, SOLO–Pembalap Repsol Honda Team MotoGP Marc Marquez mengidolakan Valentino Rossi sejak kecil.

Namun, peraih enam kali juara dunia MotoGP itu tak memungkiri rivalitas antaranya dirinya dengan The Doctor masih kental terasa hingga saat ini.

Promosi Skuad Sinyo Aliandoe Terbaik, Nyaris Berjumpa Maradona di Piala Dunia 1986

Hal itu seperti anggapan MotoGP mania bahwa Marc Marquez dan Valentino Rossi bakal terus seperti musuh bebuyutan. Meski, Rossi yang identik dengan nomor 46 itu sudah pensiun, tetapi persaingan keduanya masih terasa hingga kini.

MotoGP mania beranggapan rivalitas keduanya saat ini terlihat melalui persaingan ketat anak didik Rossi yang berada di tim Ducati dengan Marc Marquez.

Dikutip Solopos.com dari crash.net, Senin (17/7/2023), Marc Marquez mengaku dulu mengidolakan Valentino Rossi. Dia merasa ketika mampu mengalahkan sang legenda untuk gelar MotoGP pertamanya adalah pencapaian terbesarnya.

Meski tetap menjadi rival sengit hingga saat ini, Marc Marquez tumbuh dengan menganggap Valentino Rossi sebagai pahlawan.

Pada 2013, ketika Valentino Rossi kembali ke Yamaha setelah dua tahun yang tragis di Ducati, Marquez memulai debutnya di kelas utama dan merebut gelar juara. Momen itu pencapaian terbesar dalam hidupnya.

“Ketika saya tiba di MotoGP, saya menjadi kejutan besar bagi semua orang karena saya menang di tahun pertama melawan idola saya, Valentino Rossi, Dani Pedrosa, Jorge Lorenzo,” kata Marc Marquez.

Dia pun menceritakan betapa sangat mengidolakan Valentino Rossi saat masih kecil. Saking kagumnya, dia memiliki poster Valentino Rossi dan bermain gim balap motor sebagai Valentino Rossi.

“Kemudian pada 2013 saya memenangkan kategori tersebut. Dalam karier saya, ini adalah hal terbesar yang saya lakukan,” ulas Marc Marquez.

Dia juga membeberkan bagaimana caranya memenangi balapan demi balapan. Menurut dia, untuk menjadi juara dunia atau yang terbaik bukan hanya soal kecepatan. Selain kecepatan, pembalap harus pintar, memiliki bakat, dan bekerja keras.

“Saya melihat beberapa orang yang lebih cepat dari saya ketika kami masih kecil, tetapi mereka tidak dapat mengatasi situasi tersebut. Mereka tidak tiba di kejuaraan dunia. Kamu harus sangat pintar. Pikirkan hanya tentang kamu. Karena yang lain ingin mengambil kembali Anda, mereka ingin mengambil tempat Anda,” ucap Marc Marquez.

Dia mengaku selama ini tidak pernah merasa puas dengan capaiannya agar terus termotivasi untuk menjadi yang terbaik.

“Saya tidak akan pernah merasa cukup. Jika saya memiliki sesuatu, saya ingin lebih. Jika saya cepat, saya ingin lebih cepat. Saat kamu berumur empat atau lima tahun, jika saya kalah dalam permainan dari ayah atau kakek saya, saya menangis! Saya lahir dengan mentalitas ini,” ungkap Marc Marquez.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya