SOLOPOS.COM - Menpora Imam Nahrawi (JIBI/dok)
Tim Sembilan Kemenpora telah diumumkan Jumat (2/1/2015) lalu. Menpora Imam Nahrawi menegaskan bahwa pembentukan tim itu bukan sebagai sebuah intervensi pemerintah.
Solopos.com, JAKARTA — Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi ketika mengumumkan nama-nama Tim Sembilan menegaskan bahwa tim itu dibentuk bukanlah untuk melakukan intervensi atas keberadaan PSSI. Karenanya, dia meminta semua hal yang menjadi masalah PSSI dibedah semuanya bersama-sama.
Hal itu dikatakan Imam seusai mengumumkan nama-nama anggota Tim Sembilan di kantornya, Jumat siang kemarin. ?”Coba cari bahasa lain yang sedikit menakutkan kita. Masa cari bahasa jadul, pemerintah intervensi, pemerintah intervensi, yang bener saja,” tutur Imam.
“Ayo sekarang kita serius, kita bedah statuta FIFA. Mana yang sudah dilanggar PSSI? Ayo kita bedah. Saya punya data kok. PSSI tidak boleh menjadi pemilik klub, ayo bongkar. Banyak lagi coba. Berapa keuangan, dan sebagainya. Dan klub harus punya stadion? Sekarang berapa klub yang punya stadion? Itu coba dibedah. Cobalah, maksud saya, ayo duduk bersama, jangan takuti kita,” sambungnya.
Di keanggotaan Tim Sembilan terdapat pula jenderal polisi untuk mengawasi dan mengevaluasi kinerja PSSI. Dia adalah Komjen Pol (Purn) Oegroseno, mantan Wakapolri RI. Nama pria kelahiran Pati, Jawa Tengah, 17 Februari 1956 itu, diumumkan Menpora Imam Nahrawi sebagai salah satu anggota Tim Sembilan.
“Kalau bisa terpilih tentunya karena ada tim yang menyiapkan Tim Sembilan ini. Saya tertarik untuk menjadi bagian Tim Sembilan agar olahraga enggak ribut-ribut terus,” kata Oegroseno seperti dilansir detiksport.
“Di Tim Sembilan itu, kami (anggotanya) ‘kan punya pengalaman masing-masing, nantinya akan disatukan. Secara detil tugas khusus itu akan dibicarakan dalam pertemuan pertama,” jelas dia.
Tim Sembilan yang diumumkan Menpora Imam Nahrawi adalah:
1. Imam B. Prasodjo (sosiolog)
2. Budiarto Shambazy (pengamat, wartawan senior)
3. Ricky Yakobi (mantan pemain nasional)’
4. Gatot S. Dewabroto (Kemenpora)
5. Nurhasan Ismail (akademisi)
6. Joko Susilo (mantan Dubes RI untuk Swiss)
7. Yunus Husein (mantan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan/PPATK)
8. Eko Tjiptadi (mantan Deputi Pencegahan Komite Pemberantasan Korupsi)
9. Oegroseno (mantan Wakapolri)
Selain itu, Menpora juga mengatakan bahwa Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan Walikota Bandung Ridwal Kamil, juga akan membantu secara informal. Pihaknya juga akan menggandeng Komisi Informasi Pusat (PIP) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).