SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

“Mungkin orang-orang bilang saya kontroversial, yang vokal, yang bandel, tapi semua saya buktikan dengan prestasi,” kata Taufik Hidayat. Kalimat perpisahan dari Taufik ini nyata dan memang tak bisa dibantah.

Taufik mengatakan hal tersebut dalam konferensi pers setelah pertandingan terakhirnya sebagai seorang pebulutangkis profesional. Dia kandas di babak pertama Djarum Indonesia Open Super Series Premier 2013 setelah ditundukkan pemain India Sai Praneeth B, Rabu (12/6/2013) silam.

Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan

Taufik memang seorang legenda bulutangkis Indonesia. Begitu banyak prestasi yang sudah didapatnya di level dunia. Tak terhitung berapa kali pemain kelahiran Bandung itu mengharumkan nama Indonesia berkat gelar-gelar yang dimenanginya.

Entah kapan lagi Indonesia akan memiliki pebulutangkis sehebat Taufik. Yang pasti, Taufik sendiri tentu berharap ada yang bisa meneruskan perjuangannya. Dipuji kawan, disegani lawan. Itulah Taufik. Selamat memasuki masa pensiun, legenda!

“Pada awalnya, ketika masuk pelatnas, Taufik termasuk yang rankingnya di bawah kalau dibandingkan yang lain. Begitu saya menangani Taufik sekitar enam bulan, saya menyadari betul bahwa dia adalah seseorang yang bisa jadi juara,” kata Mulyo Handoyo, pelatih Taufik Hidayat.

“Atas nama keluarga PBSI dan seluruh rakyat Indonesia, kami berterima kasih atas dedikasi dan kontribusi Taufik Hidayat. Tak ada yang namanya mantan juara. Once a champion always a champion,” Gita Wirjawan, Ketua Umum PB PBSI.

“Dengan prestasinya yang seperti itu, dia sudah memberi segalanya untuk Indonesia. Dari sisi usia, mungkin tunggal memang lebih berat daripada ganda. Mungkin memang sudah cukup bagi dia,” papar Alvent Yulianto, pemain ganda putra Indonesia.

“Semua orang kenal Taufik Hidayat. Dia salah satu yang terbaik di dunia. Mungkin semua gelar sudah dia dapatkan. Dia membuat saya selalu termotivasi untuk lebih baik. Dia salah satu lawan berat saya. Saya mau menang lawan dia. He is my icon,” ujar Lee Chong Wei, pemain nomor satu dunia. Rival berat sekaligus kawan baik Taufik.

“Dia pemain yang luar biasa. Saya ketemu dia juga kadang-kadang menang enak, kadang juga susahnya minta ampun untuk menang dan akhirnya kalah. Permainannya juga luar biasa kalau dibandingkan pemain-pemain yang lain. Tekniknya juga tinggi. Sebagai juniornya, saya mengucapkan terima kasih. Apa yang dia punya selama ini juga dapat disalurkan ke atlet-atlet lain juniornya, terutama dari sisi positifnya, permainannya, masukan-masukan dia,” urai Sony Dwi Kuncoro, pemain tunggal putra Indonesia.

“Dia seorang legenda. Saya mungkin salah satu fans dari dia. Semoga dia tetap berkecimpung di dunia bulutangkis untuk memajukan dunia bulutangkis,” ungkap Dionysius Hayom Rumbaka, pemain tunggal putra Indonesia.

“Dia seorang legend ya. Saya sangat mengidolakan sekali. Saya harap setelah pensiun dia terus mengapresiasikan di bulutangkis melalui akademinya, atau jadi pelatih atau jadi pengurus,” kata Tommy Sugiarto, pemain tunggal putra Indonesia. (JIBI/detikcom)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya